Melihat sentimen negatif terhadap Pocophone di Indonesia

Oleh: Insaf Albert Tarigan - Kamis, 19 Agst 2021 16:32 WIB

Apa gerangan yang membuat Poco begitu percaya diri untuk berjalan independen? Seberapa besar sebenarnya rekognisi produknya di Indonesia?

Poco M3 Pro sudah hadir di pasar Indonesia

Tepat ketika perhatian saya terhadap perkembangan pasar ponsel pintar di Tanah Air teralihkan ke isu-isu lain, Pocophone atau Poco mengumumkan berita yang terlalu besar untuk saya abaikan. Poco -selama ini kita kenal sebagai sub-merek Xiaomi di Indonesia-, kini, berdiri sendiri. Di awal 2021, Poco hadir sebagai merek independen dengan tim produk, penjualan, dan pemasarannya sendiri. 

Dalam diskusi dengan beberapa jurnalis, beberapa hari lalu, Andi Renreng, Head of Marketing Poco Indonesia, menyampaikan keinginan agar media menampilkan Poco sebagai merek independen, terlepas dari bayang-bayang Xiaomi. Ini adalah langkah berani. Walaupun produknya sudah mulai dikenal di kalangan anak muda, khususnya mobile gamer, perjalanan Poco di Indonesia masih relatif singkat dibanding Xiaomi yang sudah ada sejak tahun 2014. 

Apa gerangan yang membuat Poco begitu percaya diri untuk berjalan independen? Seberapa besar sebenarnya rekognisi produknya di Indonesia? Apakah MiFans akan menjadi faktor penting untuk melesatkan popularitas Poco ke level yang belum pernah kita lihat sebelumnya?Apaka produk-produk Poco yang meluncur di pasar Indonesia sudah bebas dari komplain?

Artikel ini tak bermaksud menjawab pertanyaan-pertanyaan itu dari sudut pandang Poco atau Xiaomi. Mereka pasti sudah punya riset dan strategi untuk menyukseskan Poco di Indonesia. Dan lagi, kalaupun saya mengabiskan berjam-jam waktu untuk diskusi bersama Poco mengenai hal ini, barangkali sebagian besar di antaranya akan tak bisa saya tuliskan karena menyangkut informasi yang sensitif. 

Jadi, mari kita lihat saja dari sudut pandang pengguna Poco. Apa yang mereka ungkapkan mengenai Poco di media sosial?. Ungkapan langsung dari pengguna sangat penting untuk mengetahui suasana kebatinan mereka mengenai produk dan pelayanan Poco, sekaligus mendengar apa yang tak pernah disampaikan Poco kepada media, dan juga tak pernah diungkapkan media atau pembuat konten teknologi di YouTube.