Lonjakan Agentic AI Picu Peningkatan Risiko Siber: F5 Peringatkan Kesenjangan Keamanan API di Asia Pasifik

Oleh: Tek ID - Rabu, 10 Desember 2025 10:25

Adopsi Agentic AI melesat, namun celah keamanan API di APAC—termasuk Indonesia—masih lebar. F5 dorong tata kelola terpadu dan kontrol API lebih kuat.

Pesatnya adopsi Agentic AI, sistem kecerdasan buatan yang dirancang dengan tingkat operasional otonom tinggi, di kawasan Asia Pasifik (APAC) memunculkan tantangan baru dalam keamanan siber. 

Laporan terbaru F5 bertajuk 2025 Strategic Imperatives: Securing APIs for the Age of Agentic AI in APAC mengungkap API, yang kini menjadi tulang punggung integrasi AI, masih memiliki celah keamanan besar yang dapat menghambat ambisi transformasi digital di kawasan ini.

Lebih dari 80% organisasi di APAC, termasuk Indonesia, telah memanfaatkan API untuk menjalankan model AI dan machine learning. API yang awalnya hanya berfungsi sebagai penghubung data sederhana, kini berubah menjadi titik eksekusi penting bagi sistem Agentic AI untuk mengenali lingkungan, mengambil keputusan, hingga menjalankan tindakan secara otonom. 

Tanpa kontrol yang kuat, kesalahan izin akses atau tata kelola yang lemah dapat berujung pada aksi tak terduga yang merugikan perusahaan dalam skala besar.

Meski 63% organisasi di APAC, dan 76% di Indonesia, menempatkan keamanan API sebagai aspek “sangat penting”, implementasinya belum sejalan dengan urgensi tersebut.