Masa depan obat-obatan diilhami oleh teknologi 3D printing

Oleh: Dommara Hadi S - Sabtu, 30 Sep 2017 11:44 WIB

Metode ini akan membawa perubahan pada sektor medis.

Bayangkan ketika Anda sakit dan pergi ke dokter. Anda akan dibuatkan resep lalu menunggu seorang apoteker meracik obat Anda. 

Pengembangan metode baru akan memungkinkan apoteker menyesuaikan dosis dan menggabungkan banyak pil menjadi satu dosis. Ini adalah visi masa depan obat-obatan yang diimpikan oleh peneliti di luar sana. Mereka berharap akan membuat obat lebih murah, cepat, mudah dipersonalisasi dan lebih mudah diakses dari tempat-tempat yang jauh.

Saat ini, peneliti sedang mengembangkan metode baru untuk ‘mencetak obat-obatan dengan menggunakan kecanggihan teknologi. Peneliti dari University of Michigan telah menemukan teknik yang dapat meracik obat dengan dosis yang tepat . Uniknya lagi, metode ini bisa diterapkan pada beberapa jenis varian obat.

Pada sebuah studi yang diterbitkan Nature Communications mengatakan, teknik baru ini dapat meracik obat secara praktis di apotek, rumah sakit dan lokasi-lokasi tertentu. “Kami bisa meracik obat secara langsung ke bentuk yang Anda inginkan, kami bahkan sudah mengujinya ke sebuah wadah listerine,” ujar Max Shtein, salah seorang peneliti dari University of Michigan.

Apa yang sedang dikerjakan Shtein bersama timnya bukanlah yang pertama. Riset untuk ‘mencetak’ obat-obatan sudah pernah diawali oleh Lee Cronin, ahli kimia dari University of Glasgow. Ini menjadi pelopor pertama semakin dikembangkannya metode mencetak obat-obatan menggunakan 3D printing.