Di balik kontroversi MacDonald's dan robot-robot juru masaknya

Oleh: Lalu Ahmad Hamdani - Sabtu, 22 Jun 2019 14:29 WIB

MacDonald siap memperbarui gerai burger mereka di kota Phoenix, Arizona, Amerika dengan tenaga robot sepenuhnya. 4 Juli 2019, kita akan menyaksikan otomatisasi pertama di dunia di bidang restoran cepat saji.

Setelah melihat penurunan pendapatan untuk pertama kalinya dalam sembilan tahun terakhir, McDonald's berencana melakukan sesuatu yang tidak pernah dilakukan restoran cepat saji lain sebelumnya. Mereka berencana membuka gerai yang operasi sepenuhnya dilakukan oleh robot.

Gerai MacDonald's yang sepenuhnya beroperasi oleh bantuan robot itu nanti pertama kali buka pada 4 Juli di Phoenix, Arizona, Ameria Serikat. McDonald's masih akan mempekerjakan sejumlah tim kecil karyawan manusia untuk memastikan semua robot bekerja dengan benar, persediaan makanan dan kebersihan tetap menjadi tanggung jawab manusia dan dibantu robot. Pengunjung restoran akan melihat robot-robot baru ini bekerja secara harmonis dengan kecepatan 50 kali lebih cepat dari rata-rata karyawan McDonald's, tanpa ada kemungkinan kesalahan. Jika peluncuran uji coba untuk toko ini sukses, kita akan melihat robot yang bekerja di restoran McDonald;s di seluruh dunia pada akhirnya.

Manajer gerai McDonald's tersebut, Peter Gibbons, mengatakan kepada CNN bahwa ia telah bekerja dengan robot di fasilitas pengembangan produk di San Francisco selama enam bulan terakhir dan sangat memuji mesin tersebut.

“Hal ini luar biasa! Mereka menyelesaikan pekerjaan mereka dengan cepat dan tertib, ditambah lagi mereka tidak meminta istirahat," ujarnya.

Paul Horner, 37 tahun, juru bicara McDonald's mengatakan kepada media bahwa karena permintaan upah minimum di Amerika USD15/jam atau sekitar Rp211 ribu/jam, mereka mencoba bermain dengan ide restoran yang dijalankan sepenuhnya oleh robot selama bertahun-tahun dan percaya bahwa "McRobots" mereka adalah jawabannya.