Review Time to Hunt, penuh ketegangan bak film horor

Oleh: Zhafira Chlistina - Sabtu, 02 Mei 2020 09:36 WIB

Korea Selatan digambarkan sebagai negara distopia hingga muncul tiga pria amatir yang ingin mengubah nasibnya dengan mencuri sebuah kasino milik gengster.

Source: Netflix

Bagaimana jadinya kalau Korea Selatan menjadi sebuah negara distopia tanpa gemerlap lampu malam dan balutan baju modis di penjuru kota seperti dalam film Time to Hunt. Berbanding terbalik dengan kenyataannya, Time to Hunt menggambarkan Korea Selatan yang penuh dengan kesengsaraan, kriminalitas, kemelaratan, dan layaknya negara kumuh yang serba kekurangan.

Ceritanya dilatarbelakangi dengan kondisi perekonomian negara yang sedang buruk. Nilai mata uang won jatuh drastis sehingga tidak bernilai lagi di negaranya sendiri. Lalu, tiga pria bersahabat bernama Jun Seok, Ki Hoon, dan Jang Ho berencana mengubah hidupnya dan pergi ke sebuah pulau impian dengan merampok kasino milik gengster. Namun cerita tidak difokuskan pada pencurian karena secara teknis adegan pencurian hanyalah seperlima bagian dari film atau bahkan kurang dari 5 menit. Sisanya, menampilkan aksi kejar-kejaran.

Pemburu yang misterius

Jun Seok, Ki Hoon, dan Jang Ho dikejar oleh pemburu misterius bernama Han. Kedatangan Han sangat membuat pencuri amatir itu ketakutan setengah mati dan berusaha menghindar dari Han. Bisa dibilang setengah dari durasi film tersebut menampilkan aksi pemburuan Han dan persembunyian geng Jun Seok. Sutradara Yoon Sung Hyun tidak mengandalkan aksi laga melainkan tembak menembak. Anehnya Saya merasa karakter Han yang diperankan Park Hea Soo mirip Terminator yang sedang memburu T-1000 dengan tegap memajukan senjata ke depan musuh seakan-akan tidak takut apa pun.

Selain itu, peran Han di sini juga menjadi pertanyaan besar bagi Saya. Apabila dia memang pembunuh bayaran yang dikirim pemilik kasino, kenapa tidak melakukan misi sesuai yang seharusnya diinginkan kasino? Aksi Han di sini justru seperti dirinya lah yang memiliki dendam tersendiri kepada Jun Seok, Ki Hoon, dan Jang Ho. Intinya, masih banyak celah yang dapat penulis perdalam.