Review The Nun, menyibak tabir kengerian Valak

Oleh: Nur Chandra Laksana - Kamis, 06 Sep 2018 07:43 WIB

Kehadiran Valak di The Conjuring 2 melekat di benak banyak orang. Melalui The Nun, kita akan dibawa menelusuri asal-usul iblis mengerikan itu.

Para pecinta film horor kembali disapa salah satu hantu paling populer saat ini, yakni Valak. Namun, kali ini dia tidak menyapa para penggemarnya melalui seri The Conjuring yang  telah membesarkan namanya, namun melalui sebuah cerita spin off yang berjudul The Nun.

Dalam cerita ini, Warner Bros, studio yang menggarap film tersebut, menceritakan perjalanan seorang biarawati yang menyelidiki cerita di balik sosok Valak yang terkenal menyeramkan.

Yang membuatnya semakin menarik, latar belakang waktu yang dipilih sutradara Corin Hardy berlatar di tahun 1950-an. Hal ini cukup dekat dari latar The Conjuring pertama yang memiliki latar waktu pada 1971 dan The Conjuring 2 pada tahun 1977.

Awal cerita dari film ini membawa para penonton ke sebuah gereja Katolik tua di daerah terpencil di Rumania. Digambarkan, dua biarawati yang sedang melewati lorong gelap yang dipenuhi dengan salib mendadak meninggal. Satu jasad di antaranya tidak normal. Dari sinilah teror Valak dimulai.

Berita kematian dua biarawati yang tragis ini pun sampai berhembus ke Vatikan. Tak butuh waktu lama untuk Vatikan mengirimkan orang untuk menguak tabir yang menyelimuti tempat ibadah yang suci tersebut.

Pastor Burke yang diperankan Demian Bichir dan Suster Irene yang diperankan Taissa Farmiga ditugaskan untuk menyelidiki apa yang terjadi. Yang aneh, Irene pun seperti dikerubungi sebuah kabut asap misterius di sekitarnya.

Di Rumania, keduanya harus menemukan sebuah ruangan rahasia yang berisi petualangan mistis untuk menyingkap siapa Valak dan kenapa dia bisa menebar teror di tempat yang disebut sebagai biara Katolik itu.

Menurut saya, Corin berhasil mereproduksi rasa ‘creepy’ sebuah bangunan tua melalui teknik pengambilan gambarnya. Bahkan, sinematografis dari The Nun lebih baik dari dua pendahulunya.

Lorong gelap berhasil membuat bulu kuduk penonton berdiri, menanti kejutan apa yang akan terjadi. Sayang, semua antisipasi kengerian yang telah dirasakan pun sirna karena kurangnya rasa mengagetkan dari jumpscare yang dihadirkan film tersebut. Dalam banyak adegan, saya seperti sudah bisa menebak apa yang akan terjadi.