Bagaimana Apple dan Amazon bisa jadi perusahaan terkaya di dunia?

Oleh: Lalu Ahmad Hamdani - Sabtu, 05 Jan 2019 18:30 WIB

Keduanya jadi yang pertama di dunia sebagai perusahaan bernilai USD1 triliun. Hal itu bukan sekedar faktor keberuntungan semata.

Pertama kali menggunakan iMac, saya rasa produk ini sangat menyebalkan awalnya. Saya harus beradaptasi lagi dengan interface dan sistem operasinya. Kendati begitu, folder dan data di iMac saya jauh lebih rapi dibanding folder dan data di laptop Windows saya.

Soal desain produk, performa hardware, sistem operasi dan interface yang humanis sekaligus catchy, memang Apple jawaranya. Sejak saat itu, saya berharap punya duit lebih untuk membeli Macbook. Bentuknya yang elegan, bobotnya yang ringan, dan pastinya kepuasan yang sama akan saya dapatkan seperti saat saya menggunakan iMac di kantor lama.

Belum lagi sejak kemunculan iPhone 2006 lalu, dunia yang kita tinggali berubah total hingga kini. Ponsel pintar baik dengan sistem operasi iOS dan Android jadi punya standar. Tentu cikal bakal ponsel pintar itu adalah iPhone generasi pertama (2006).

Hudhan, seorang Desainer, sempat gonta-ganti ponsel pintar berbasis Android, sampai pernah punya Nexus (Google). Namun kini ia pemuja iPhone, dengan iPhone 6 sebagai daily driver. Ia berharap, kalau nanti ganti ponsel pintar lagi, itu adalah iPhone terbaru, bukan Android.

Fenomena ini bukan perkara gengsi semata. Namun sebagai pengguna gadget kelas berat, ponsel pintar buatan Apple memang patut jadi top of mind di kepala konsumen. Pasalnya, produk ini powerful di bagian chipset, efisien dalam penggunaan RAM, dan update soal sistem operasi.