OpenAI sebut kemalingan banyak talenta AI oleh Meta
OpenAI akhirnya buka suara soal kehilangan talenta AI karena dibajak oleh Meta.

OpenAI akhirnya merespons secara terbuka fenomena “talent drain” yang tengah menimpa perusahaan. Isu ini mencuat beberapa waktu terakhir ini, yang diduga terjadi karena adanya upaya perekrutan agresif dari Meta.
Dalam beberapa pekan terakhir, Meta — yang dipimpin langsung oleh Mark Zuckerberg — diketahui menawarkan kompensasi fantastis, bahkan hingga USD100 juta sebagai signing bonus, untuk menarik peneliti dan insinyur AI dari OpenAI, Google, hingga Anthropic untuk pindah ke perusahaan mereka. Langkah ini merupakan bagian dari strategi Meta untuk membangun tim superintelligence AI baru yang dipimpin oleh Alexandr Wang, CEO Scale AI, setelah investasi besar-besaran senilai USD15 miliar.
Situasi ini membuat internal OpenAI semakin waspada. Dalam memo internal yang dikirimkan Chief Research Officer OpenAI, Mark Chen, dan bocor ke publik melalui WIRED, ia menggambarkan upaya Meta sebagai “rasanya seperti seseorang telah membobol rumah kami dan mencuri sesuatu”. Chen menegaskan bahwa manajemen tidak tinggal diam menghadapi gelombang poaching ini.
Dilansir dari laman Wccftech (2/7), dia menyatakan bahwa dirinya, CEO Sam Altman, dan jajaran pimpinan lainnya bekerja tanpa henti untuk berbicara langsung dengan para karyawan yang mendapat tawaran dari Meta serta “merekalibrasi” paket kompensasi, sekaligus mencari cara kreatif untuk mengapresiasi dan mempertahankan talenta terbaik.
OpenAI juga mengakui bahwa tekanan dari Meta membuat perusahaan harus mengevaluasi ulang sistem penghargaan dan pengakuan terhadap karyawan. Selain melakukan penyesuaian kompensasi, OpenAI kini lebih proaktif dalam memberikan pengakuan atas kinerja dan kontribusi individu, serta membangun komunikasi intensif dengan setiap peneliti yang mendapat tawaran dari kompetitor. Chen menegaskan bahwa “skirmish dengan Meta hanyalah side quest,” dan meminta karyawan tetap fokus pada misi utama perusahaan dalam mengembangkan kecerdasan buatan tingkat lanjut.
Gelombang poaching ini terjadi di tengah laporan burnout di internal OpenAI, di mana banyak karyawan dilaporkan bekerja hingga 80 jam per minggu. Untuk merespons situasi tersebut, OpenAI mengumumkan shutdown operasional selama satu minggu penuh agar karyawan dapat beristirahat dan memulihkan energi, sementara tim eksekutif tetap bekerja untuk menjaga stabilitas dan retensi talenta. Dalam memo yang sama, Chen memperingatkan bahwa Meta kemungkinan akan memanfaatkan masa recharge ini untuk mempercepat negosiasi dan menekan karyawan agar segera mengambil keputusan.
Hingga kini, setidaknya delapan peneliti senior OpenAI telah resmi bergabung dengan Meta, termasuk nama-nama seperti Trapit Bansal, Shengjia Zhao, Jiahui Yu, Shuchao Bi, dan Hongyu Ren. Beberapa di antaranya merupakan kontributor utama pada model reasoning terbaru OpenAI dan sebelumnya juga pernah bekerja di Google DeepMind. Meta sendiri telah merilis daftar lengkap anggota tim AI barunya, yang terdiri dari talenta terbaik di industri dan siap mempercepat pengembangan superintelligence.
OpenAI menegaskan kepada seluruh karyawan agar tidak terburu-buru menerima tawaran dari Meta, dan menekankan bahwa “tawaran fantastis” tersebut tidak harus diterima di tempat. Perusahaan juga mengingatkan bahwa upaya mempertahankan talenta harus tetap adil bagi seluruh tim, bukan hanya bagi mereka yang mendapat tawaran dari luar. Sementara itu, Meta membantah bahwa semua penawaran mencapai angka $100 juta, meski mengakui hanya segelintir pemimpin senior yang bisa menerima paket sebesar itu.