NASA sukses uji roket yang bisa bawa manusia lebih cepat ke Mars

Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) kembali melaporkan hasil pengujian yang mengejutkan setelah sebelumnya berhasil melakukan simulasi kehidupan manusia di Mars. Kini NASA telah menguji roket yang diklaim mampu membawa manusia lebih cepat untuk sampai ‘Planet Merah’.

Dilansir dari Science Alert (4/1), keberhasilan pengujian ini membuat NASA selangkah lagi bisa membuat manusia bertamasya ke Mars dengan mudahnya. Bahkan NASA menyebut biaya pembuat roket ini juga cukup terjangkau sehingga akan semakin banyak manusia yang memiliki kesempatan untuk mengunjungi planet tersebut.

Pada pengujian kali ini, NASA berfokus pada soal kecepatan dan efisiensi, jadi kekuatan peluncuran suatu roket diukur sebelum benar-benar dilepaskan menuju luar angkasa. Berdasarkan hasil pengujian di Space Flight Center di Alabama, NASA mencatatkan rekor baru untuk roket satu ini dengan angka mencapai 25.810 newtons atau 5,800 pounds dalam waktu 251 detik.

Catatan tersebut mengalahkan rekor sebelumnya yang hanya berada pada angka 17.800 newtons dalam waktu 1 menit pada 2022 silam. Meski hasilnya sudah diujikan ulang pada awal 2023, namun angka tersebut tidaklah berubah.

Terlepas dari catatan baik ini, sebetulnya NASA masih memiliki target yang lebih tinggi untuk peluncuran roket tersebut. Namun, meski belum mencapai target awalnya NASA tampaknya sudah cukup puas dengan progres ini.

Daya dorong pada roket ini menggunakan campuran antara bahan bakar dengan oksigen sehingga menghasilkan suatu ledakan yang memiliki energi begitu besar. Energi itulah yang digunakan dalam peluncuran roket ke luar angkasa, maka semakin besar daya yang dihasilkan itu akan membuat laju roket semakin cepat sampai ke tujuan.

Adapun penelitian NASA untuk melakukan pengujian ini telah dilakukan sejak 2020 yang lalu. Walau begitu NASA baru bisa melakukan uji coba pada roket tersebut baru-baru ini dan akhirnya mampu memberikan hasil yang cukup memuaskan.

“Hasil uji coba ini menunjukkan kita semakin dekat dengan pembuatan sistem pendorong ringan yang mampu mengirim lebih banyak beban atau masa dan angkutan ke luar angkasa, terutama demi mewujudkan misi NASA dari pendaratan ke Bulan lalu kini ke Mars,” kata Thomas Teasley, Ketua Proyek RDRE di Marshall Space Flight Center.