Lego kembangkan game lewat studio sendiri
Lego membangun divisi game sendiri dengan investasi besar untuk memperluas bisnis digitalnya.

Lego telah lama berkecimpung di industri video game, baik melalui game berlisensi maupun set fisik bertema game seperti Mario Kart. Setelah bertahun-tahun mengandalkan studio pihak ketiga, kini Lego lebih aktif mengembangkan game secara mandiri.
Dilansir dari Engadget (12/3), CEO Lego, Niels Christiansen, mengonfirmasi bahwa perusahaan sedang membangun divisi pengembangan game internal. Menurut laporan Financial Times, Lego telah menginvestasikan ratusan juta dolar (setara triliunan rupiah) untuk mewujudkan langkah besar ini.
Investasi besar ini ditujukan untuk meningkatkan jumlah pengembang perangkat lunak menjadi lebih dari 1.800 orang. Christiansen menyatakan bahwa mereka memilih untuk "berinvestasi lebih besar" demi memperkuat masa depan perusahaan.
Meski mengembangkan game sukses bukan hal mudah, Lego memiliki sumber daya finansial yang kuat untuk mewujudkannya. Perusahaan yang sempat menghadapi krisis dua dekade lalu dan harus mengandalkan pihak ketiga untuk mengembangkan game serta taman hiburan, kini telah bangkit dan berkembang pesat.
Bisnis inti mainan Lego mengalami pemulihan signifikan, dengan mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 13% pada 2024, mencapai DKK 74,3 miliar (sekitar Rp 170 triliun) — hampir dua kali lipat dari lima tahun sebelumnya. Selain itu, laba operasional Lego meningkat 10% menjadi DKK 18,7 miliar (sekitar Rp 43 triliun).
Sebagai bagian dari strategi diversifikasi bisnis, Lego juga telah membeli kembali taman hiburan Legoland dan mengembangkan bisnis game.
Langkah ini memperkuat komitmen Lego untuk terus berinovasi dan memperluas jangkauan bisnisnya, termasuk di ranah video game yang tengah berkembang pesat.