Laba Samsung menyusut, tapi tertolong Galaxy Note 10

Laba Samsung merosot lebih dari setengahnya di kuartal ketiga 2019. Hal ini diakibatkan oleh menurunnya secara terus menerus bisnis pasar chip global. Laba bersih Samsung dalam periode yang berakhir September lalu mencapai 6,29 triliun Won, atau turun 52% dari tahun ke tahun.

"Penghasilan dari bisnis memori merosot secara signifikan dari tahun ke tahun karena harga chip memori melanjutkan tren penurunannya," kata Samsung.

Dilansir Business Times (1/11), Samsung Electronics merupakan perusahaan unggulan di Samsung Group. Namun dalam beberapa bulan terakhir bisnisnya merosot karena harga chip yang menyusut seiring meningkatnya pasokan global. Perusahaan juga menghadapi tantangan dari perang dagang Tiongkok dan Amerika Serikat (AS) dan pembatasan ekspor ketat yang diberlakukan oleh Jepang.

Tertolong Galaxy Note 10

Raksasa teknologi Korea Selatan itu masih tetap mampu memimpin pasar smartphohe global dengan 23% saham. Posisinya diikuti oleh kompetitor seperti Huawei Oppo dan Apple di posisi keempat, sebagaimana dicatat IHS Markit.

Pasar smartphone premium tumbuh sangat kompetitif dan penjualannya secara keseluruhan stagnan karena kurangnya inovasi besar. Selain itu, kini pengguna juga memiliki jeda yang cukup lama sebelum melakukan upgrade.

Meski begitu, Samsung mendapati keuntungan divisi mobile-nya didorong oleh penjualan yang kuat dari Galaxy Note 10 dan ponsel seri A yang kini mempeluas jangkauannya ke kelas entry. "Bisnis ini juga memperluas penawaran produk 5G dan meluncurkan Galaxy Fold, menunjukkan kepemimpinan teknologi Samsung," kata perusahaan.

Laba operasional Samsung anjlok 55,7% menjadi 7,8 triliun won pada kuartal ketiga. Penjualannya juga turun 5,3% menjadi 62 triliun won. Namun analis optimis penurunan inventaris bisnis semikonduktor akan menyumbang lebih dari setengah laba Samsung, sehingga membantu menstabilkan harga chip.