Lossless audio di Spotify, hal yang perlu diketahui sebelum beralih
Setelah penantian panjang, Spotify dikabarkan akan segera menghadirkan lossless audio atau kualitas audio tanpa kehilangan data ke platformnya.
Setelah penantian panjang, Spotify dikabarkan akan segera menghadirkan lossless audio atau kualitas audio tanpa kehilangan data ke platformnya. Fitur ini, yang sering disebut Spotify HiFi, pertama kali diumumkan pada 2021 namun tertunda hingga kini. Meski dinanti oleh pecinta musik, langkah ini tidak serta-merta menjadi solusi sempurna bagi semua pengguna.
Lossless audio merujuk pada format audio yang mempertahankan 100% data asli rekaman, seperti FLAC (Free Lossless Audio Codec), dengan bitrate tinggi (misalnya 1.411 kbps). Ini berbeda dari format kompresi lossy (seperti MP3 atau AAC) yang membuang sebagian data untuk mengurangi ukuran file. Dengan lossless, pendengar bisa menikmati detail suara yang lebih kaya, cocok untuk perangkat high-end dan audiophile.
Tantangan di Balik Kehadirannya
Meski menjanjikan kualitas premium, adopsi lossless audio di Spotify tidak tanpa hambatan:
- Paxel Raih Aplikasi Harian Terbaik Google Play 2025, Buktikan Dominasi di Layanan Logistik,
- Sora Melesat di Android, 470 Ribu Unduhan di Hari Pertama Ketersediaan di Play Store
- Indonesia, India, dan Vietnam Pimpin Pertumbuhan Aplikasi Digital Global 2025, Game Selular Jadi Pendorong
- Sosialisasi Aplikasi One by IFG Terus Digencarkan, Integrasi Solusi Finansial dan Kesehatan
1. Biaya lebih tinggi: Menurut laporan TechCrunch, fitur ini mungkin akan menjadi bagian dari paket berlangganan baru ("Supremium") yang lebih mahal daripada Premium biasa. Ini berpotensi memberatkan pengguna biasa.
2. Perangkat pendukung: Untuk merasakan perbedaannya, pengguna memerlukan perangkat seperti headphone, DAC (Digital-to-Analog Converter), atau speaker berkualitas tinggi. Tanpa perangkat ini, manfaat lossless mungkin tak terasa.
3. Batasan teknologi Bluetooth: Sebagian besar perangkat nirkabel menggunakan codec seperti SBC atau AAC yang mengompres audio. Kecuali menggunakan codec khusus (seperti LDAC atau aptX), kualitas lossless tidak akan optimal via Bluetooth.
4. Konsumsi data dan penyimpanan: Streaming lossless memakan lebih banyak data (hingga 10x lipat dari versi standar). Bagi pengguna dengan kuota terbatas atau penyimpanan ponsel kecil, ini jadi pertimbangan serius.
5. Perbedaan audio: Studi seperti dari Audio Engineering Society menyebut, banyak orang kesulitan membedakan lossless dan file lossy berkualitas tinggi (misalnya 320 kbps) dalam kondisi sehari-hari.
Spotify juga terlambat bersaing. Rival seperti Apple Music dan Amazon Music sudah menawarkan lossless tanpa tambahan biaya sejak 2021. Sementara Tidal bahkan fokus pada pasar audiophile dengan Hi-Res Audio.
Kehadiran lossless audio di Spotify patut diapresiasi, tetapi tidak semua pengguna memerlukannya. Keputusan beralih ke tier lebih mahal harus mempertimbangkan kesiapan perangkat, kebutuhan, dan sensitivitas pendengaran. Bagi kebanyakan orang, kualitas standar Spotify mungkin sudah lebih dari cukup.









