Grab dan GoTo negosiasikan merger untuk mengurangi kerugian
Negosiasi merger ini telah berlangsung sejak tahun 2024 dan baru-baru ini diulang pada bulan Desember 2024.

Grab, perusahaan transportasi dan pengiriman makanan dari Singapura, dan GoTo, perusahaan dari Indonesia yang merupakan induk Gojek dan Tokopedia, sedang dalam negosiasi merger yang intens. Dilansir dari Channel News Asia (4/2), negosiasi ini dianggap sebagai upaya untuk mengurangi kerugian tahunan yang dialami kedua perusahaan tersebut di pasar internet yang kompetitif Asia Tenggara.
Negosiasi merger ini telah berlangsung sejak tahun 2024 dan baru-baru ini diulang pada bulan Desember 2024. Investor-investor berharap mencapai kesepakatan pada tahun 2025. Meskipun Grab dan GoTo telah menunjukkan kemajuan menuju profitabilitas setelah perdagangan saham mereka, persaingan untuk menarik pengguna tetap membatasi margin keuntungan mereka.
Namun, ada beberapa kendala yang menghambat merger ini, termasuk perbedaan antara kedua belah pihak dan kekhawatiran regulasi terkait dominasi pasar di Indonesia dan Singapura. Meskipun negosiasi ini telah dipercepat, tidak ada kepastian bahwa hasil akhirnya akan menjadi kesepakatan yang final.
Grab dan GoTo masing-masing telah melakukan beberapa kesepakatan kecil untuk memperbaiki keuangan mereka. Grab membeli sebuah rantai supermarket di Malaysia dan aplikasi reservasi di Singapura, sementara GoTo setahun yang lalu menyerahkan kendali unit e-commerce yang merugi mereka kepada TikTok dari ByteDance dalam sebuah kesepakatan senilai $1,5 miliar.
Kombinasi ini diharapkan dapat mengurangi biaya dan tekanan persaingan di pasar yang memiliki lebih dari 650 juta konsumen. Namun, merger ini akan menghadapi pengawasan regulasi yang ketat karena Grab dan GoTo adalah pemain utama layanan on-demand di banyak pasar utama Asia Tenggara.