sun
moon
Premium Partner :
  • partner tek.id poco
  • partner tek.id samsung
  • partner tek.id telkomsel
  • partner tek.id acer
  • partner tek.id realme
Jumat, 17 Apr 2020 10:55 WIB

Google temukan 18 juta email berbahaya terkait corona

Masa pandemi ini kerap dimanfaatkan peretas untuk beraksi. Karenanya, hati-hati jika menerima email tidak dikenal yang meminta anda mengunduh lampiran di dalamnya.

Google temukan 18 juta email berbahaya terkait corona
Source: Torsten Dettlaff from Pexels

Pernah mendapatkan email tertentu yang meminta Anda untuk mengunduh lampiran di dalamnya selama masa pandemi ini? Sebaiknya pikirkan kembali langkah yang akan Anda ambil. Pasalnya Google baru saja mengumumkan bahwa pihaknya menemukan ada banyak email phishing yang beredar selama masa pandemi ini. 

Dalam blog resminya, Google menyatakan sudah memblokir lebih dari 100 juta email phising sampai saat ini. Bahkan sampai pekan lalu, raksasa teknologi ini menemukan 19 juta email berisi malware dan phising yang berhubungan dengan Covid-19. Ini semakin menambah banyak spam yang berkaitan dengan Covid-19. Sebelumnya, Google menyebut kalau jumlahnya sudah mencapai 240 juta spam. 

“Serangan phishing dan penipuan yang kami amati menggunakan ketakutan dan insentif finansial untuk menciptakan urgensi agar dapat meminta pengguna untuk merespon email itu dengan cepat.” kata Google dalam blog resminya. 

Email-email tersebut biasanya menyamar sebagai sebuah lembaga kredibel, seperti WHO. Email lain yang ditemukan Google bahkan berpura-pura menawarkan insentif hingga menyamar menjadi lembaga pemerintahan. Pada dasarnya semua email itu berupaya untuk mencuri data atau memasukkan malware ke komputer korbannya. 

“Model ML (machine learning) kami telah berkembang untuk mengerti dan menyaring ancaman ini, dan kami terus memblokir lebih dari 99,9% spam, phishing, dan malware agar tidak mencapai ke pengguna kami,” kata Google. 

Contoh email spamm yang ditemukaan Google

Karena hal itu, Google menyarankan penggunanya untuk menghindari mengunduh lampiran dari email yang tidak dikenal. Google bahkan menyarankan penggunanya untuk mengandalkan dokumen preview yang tersedia di GMail. 

Perusahaan ini juga mendorong penggunanya untuk memeriksa ulang URL yang ada sebelum memasukan informasi apapun. URL palsu biasanya tampak mirip dengan URL asli, namun dengan sedikit penambahan karakter. Raksasa teknologi ini berjanji akan terus melindungi penggunanya dari serangan malware dan phising yang dilakukan melalui email. 

Bukan rahasia lagi kalau masa pandemi ini kerap dimanfaatkan para hacker untuk mencuri data-data korbannya. Pasalnya selama masa ini, informasi mengenai status corona masih terus diburu. Tidak hanya itu, iming-iming insentif akan membuat pengguna tidak sadar kalau sebenarnya mereka jatuh dalam perangkap para peretas tersebut. 
 

Share
×
tekid
back to top