Google tegaskan tak ada kesenjangan gaji antara pria dan wanita
Dalam keterangan resmi, Google mengatakan bahwa ada beberapa karyawan pria yang memiliki gaji yang lebih rendah dari wanita.
Google (9to5google)
Kesenjangan gaji antara pegawai pria dan wanita hingga saat ini masih menjadi perbincangan hangat. Hal ini terjadi di hampir semua lini, baik industri makanan dan minuman, hiburan, hingga di industri teknologi.
Beberapa perusahaan pun sudah angkat bicara mengenai topik tersebut. Salah satunya adalah Google. Baru-baru ini, mereka menunjukkan bahwa ekosistem kerja di kantor mereka tidak memandang gender.
Dalam sebuah pernyataan, perusahaan yang kini ada di bawah Alphabet tersebut menyatakan bahwa pada tahun lalu, mereka menggaji pria dan wanita secara adil. Bahkan, ada beberapa pegawai pria yang digaji lebih rendah dari wanita di divisi yang sama.
“Insinyur Perangkat Lunak Level 4 yang diidentifikasi sebagai laki-laki akan menerima dana diskresioner yang lebih sedikit daripada perempuan," kata perwakilan Google, seperti dikutip dari laman Engadget (5/3).
- Google Photos Hadirkan Fitur Baru untuk Edit Video dan Highlight Reel Lebih Mudah
- Google Mudahkan Pencarian dengan Gabungkan AI Overviews dan AI Mode
- Google Rilis Gemini 3, Model AI Paling yang Diklaim Canggih dengan Pemahaman Intensi Pengguna yang Lebih Dalam
- Google Photos Hadirkan Fitur AI Baru, Ini Deretan Kecanggihannya
Mengikuti hasil studi ekuitas pembayaran tahunannya, Google telah memberikan kompensasi kenaikan gaji kepada 10.677 karyawan dengan total dana sebesar USD9,7 juta. Sayangnya, mereka tidak menjelaskan berapa banyak pria yang menerima kenaikan gaji.
Jika diperhatikan, saat dibandingkan dengan tahun lalu, mereka hanya memberikan kenaikan gaji ke 228 pekerja, dengan dana sebesar USD270 ribu. Tentu saja, kenaikan tahun lalu ini merupakan peningkatan signifikan.
Google juga mengakui bahwa mereka menyesuaikan gaji para karyawan untuk menghilangkan kesenjangan gaji antara karyawan pria dan wanita. "Karena leveling dan peringkat kinerja menjadi alasan kenaikan gaji. Tahun ini, kami melakukan tinjauan komprehensif dari proses ini untuk memastikan hasilnya adil dan merata untuk semua karyawan," Lauren Barbato, analis utama untuk pay equity and people analytics Google.
Dalam analisis ekuitas bayarannya, Google mencari ‘perbedaan total kompensasi yang tidak dapat dijelaskan (gaji, bonus, dan ekuitas) di seluruh kelompok demografis’. Analisis tersebut mencakup 91 persen karyawan dan memeriksa setiap kelompok kerja dengan minimal 30 karyawan dan setidaknya lima Googler per kelompok demografis, atau setidaknya lima pria dan lima wanita.
Diketahui, Google telah menghadapi sejumlah tuduhan kesenjangan pembayaran antara pria dan wanita. Pada 2017, mereka telah dipanggil oleh Departemen Tenaga Kerja karena data kesenjangan pembayaran, dan sedang berjuang melawan gugatan diskriminasi atas upah.
Pada bulan November, ribuan karyawan keluar untuk memprotes pembayaran dan peluang ketidaksetaraan, serta pembayaran USD90 juta atau Rp1,2 triliun yang diberikan kepada mantan kepala Android, Andy Rubin.
Rubin meninggalkan perusahaan di tengah tuduhan pelanggaran seksual. Para pekerja juga menggunakan kesempatan itu untuk mengkritik arbitrase paksa dalam kasus pelecehan dan diskriminasi.








