Google Bard kini resmi dukung pembuatan gambar menggunakan AI
Setelah lama ditunggu, dukungan pembuatan gambar berbasis AI kini hadir di Google Bard. Pengguna dapat membuat gambar bahkan dengan prompt yang simpel.
Bard kini sudah resmi mendukung pembuatan gambar menggunakan AI. Ini artinya, setelah sekian lama Google sudah dapat bersaing dengan beberapa kompetitor di bidang yang sama, seperti OpenAI, Microsoft Copilot, dan lainnya.
Dalam informasi yang diterima redaksi Tek.id (2/2), image generating AI ini sudah dapat digunakan oleh siapapun. Pengguna hanya harus mengunjungi situs Google Bard, kemudian bisa langsung memulai membuat gambar berbasis AI.
Pengguna dapat menggunakan prompt sederhana untuk mencoba fitur yang satu ini. Tim Tek.id pun sudah mencoba menggunakan teknologi yang satu ini, dan Bard dapat menyajikan gambar yang sesuai dengan prompt yang kami masukkan.
Namun, menurut Group Product Manager Bard, Andrew Goodman, sebaiknya saat menggunakan Bard, pengguna diminta untuk memasukkan prompt yang spesifik agar hasil gambar yang dihasilkan jauh lebih akurat.
- Google Photos Hadirkan Fitur Baru untuk Edit Video dan Highlight Reel Lebih Mudah
- Google Mudahkan Pencarian dengan Gabungkan AI Overviews dan AI Mode
- Google Rilis Gemini 3, Model AI Paling yang Diklaim Canggih dengan Pemahaman Intensi Pengguna yang Lebih Dalam
- Google Photos Hadirkan Fitur AI Baru, Ini Deretan Kecanggihannya
“Akan lebih membantu untuk memasukkan prompt yang deskriptif, tetapi kalian dapat memulai pembuatan gambar hanya dengan beberapa kata. Saat pengguna memasukkan perintah untuk menghasilkan gambar, Bard sebenarnya memperluas perintah pengguna dengan deskripsi tambahan untuk membuat gambar yang lebih detail. Jika Anda ingin melihat lebih banyak opsi, Anda selalu dapat mengedit sendiri perintahnya atau membuat lebih banyak opsi,” ujar Andrew.
Untuk menjalankan fitur yang satu ini, Andrew mengatakan bahwa mereka menggandeng SynthID. Jadi, prompt yang dimasukkan oleh pengguna akan dikirim ke server mereka. Dan untuk pembuatan gambar sendiri, lama pemrosesan akan bergantung ke beberapa hal, termasuk kecepatan internet pengguna.
Para pengguna pun dapat mengunduh hasil gambar yang dihasilkan oleh Bard. Namun, untuk memastikan tidak adanya penyalahgunaan hasil gambar, semua gambar yang diterima pengguna akan memiliki tanda air.
“Menggunakan teknologi yang disebut SynthID, semua gambar unik yang dihasilkan di Bard akan diberi tanda air untuk menunjukkan bahwa gambar tersebut dibuat oleh AI. Tanda air tersebut langsung ditambahkan ke piksel gambar yang dihasilkan AI, artinya tidak terlihat oleh mata manusia namun masih dapat dideteksi dengan SynthID. Penting bagi kita untuk melakukan pendekatan terhadap pembuatan gambar dengan AI secara bertanggung jawab,” jelas Andrew,
Meski sudah dapat digunakan, namuan Google Bard hingga saat ini masih masuk tahap eksperimental. Masih belum diketahui kapan teknologi yang satu ini akan selesai dikembangkan secara sempurna.









