Facebook dorong pengguna berisiko aktifkan otentikasi dua faktor
Dalam sebuah pengumuman terbaru, Facebook mengumumkan akan “paksa” pengguna beresiko gunakan otentikasi dua faktor, termasuk politisi, jurnalis, dan lainnya.
Facebook mengumumkan akan memberikan peringatan bagi para pengguna platform mereka yang berisiko untuk terkena serangan peretas. Hal ini dilakukan untuk memastikan pengguna tidak kehilangan akun dan data pribadi mereka, atau dicuri oleh pihak tak bertanggung jawab.
Hal ini dilakukan dalam pembaruan program Protect. Program ini dirancang untuk memberikan fitur keamanan tambahan kepada aktivis hak asasi manusia, politisi, jurnalis, dan pengguna berisiko lainnya.
Facebook mengumumkan bahwa mereka akan mulai mewajibkan pengguna bagian dari program untuk mengaktifkan autentikasi dua faktor. Hal ini akan berlaku untuk pengguna di seluruh dunia beberapa bulan mendatang.
Sementara itu, untuk para pengguna di Amerika Serikat, persyaratan ini akan berlaku pada pertengahan Februari mendatang. Facebook menjelaskan bahwa mereka bekerja untuk membuat pendaftaran dan penggunaan dua faktor di situs webnya "tanpa gesekan bagi kelompok orang-orang dengan memberikan pengalaman dan dukungan pengguna yang lebih baik."
- Paxel Raih Aplikasi Harian Terbaik Google Play 2025, Buktikan Dominasi di Layanan Logistik,
- Sora Melesat di Android, 470 Ribu Unduhan di Hari Pertama Ketersediaan di Play Store
- Indonesia, India, dan Vietnam Pimpin Pertumbuhan Aplikasi Digital Global 2025, Game Selular Jadi Pendorong
- Sosialisasi Aplikasi One by IFG Terus Digencarkan, Integrasi Solusi Finansial dan Kesehatan
Dilansir dari Engadget (3/12), perusahaan tersebut mengakui bahwa mungkin perlu waktu bagi semua pengguna untuk dapat mematuhi aturan baru, karena tidak semua orang secara aktif menggunakan platformnya.
Tetapi Facebook dan perusahaan induknya tampaknya senang dengan apa yang mereka lihat dalam pengujian awal. "Sejauh ini, itu benar-benar berjalan sangat, sangat baik kita melihat jauh di atas 90% orang berhasil mengaktifkan fitur tersebut menjelang periode wajib itu,” kata kepala kebijakan keamanan Meta, Nathaniel Gleicher.
Facebook pertama kali menguji fitur Protect pada tahun 2018 dan menawarkannya kepada politisi Amerika menjelang Pemilihan AS 2020. Namun tampaknya, mereka memutuskan untuk memperluas pengguna program ini.
Gleicher mengatakan lebih dari 1,5 juta pengguna telah terdaftar dalam program ini, dan 950.000 dari mereka mengaktifkan 2FA berkat Protect. Dia juga mengatakan bahwa 2FA adalah fitur yang kurang dimanfaatkan para penggunanya, dengan hanya 4 persen dari pengguna bulanan situs web yang menggunakannya.








