6 dampak negatif media sosial ini pernah kamu alami, tapi malu mengakuinya
Media sosial memberikan dampak yang kadang tidak disadari, apa saja itu?
Dari beberapa penelitian, penggunaan media sosial secara berlebihan dapat menyebabkan terganggunya karakter diri seseorang. Berikut di antaranya:
Menggugah selera makan
Pernah mendengar tentang Food Porn? Ya, ini adalah salah satu tren yang semakin sering kita jumpai di media sosial. Biasanya, konten bermateri food porn ini berupa foto atau cuplikan video yang menampilkan makanan dan minuman atau bagaimana cara mengolahnya.
Berdasarkan artikel Women's Health, melihat konten food porn dapat mengakifkan kesadaran otak dan memicu rasa lapar. Bayangkan ketika Anda bergegas untuk tidur dan tak sengaja melihat posting-an donat berlapis saus blueberry atau bakaran daging iga bertabur garam dan lada.
Hal pertama yang umum terjadi adalah produksi air liur akan meningkat dan mulai muncul rasa lapar. Pada titik ini, Anda justru beranjak dari tempat tidur dan mencari sesuatu yang bisa dimakan.
Kebiasaan ini tentu tidak selalu berdampak baik untuk tubuh Anda. Apalagi yang sedang menjalani proses diet. Mengingat foto-foto makanan pada media sosial diambil dengan sudut terbaiknya, godaan dari food porn ini menjadi salah satu dampak yang kurang baik untuk pengguna.
Mengacaukan kemampuan berpikir mandiri
Studi HP Labs mengatakan, media sosial sering menggiring opini yang seringnya tidak sejalan dengan pendirian kita. Hal ini karea kita seringkali terbawa untuk ikut-ikutan menyukai (Like) pada konten tertentu.
Kebiasaan ini terjadi ketika konten tersebut sedang populer. Dengan menyukainya, secara tidak langsung, kita akan merasa sedang mengikuti tren yang sedang hot saat ini. Ini juga akan menimbulkan rasa kebanggaan dalam diri kita.
Membuat tidak percaya diri
Apa yang Anda rasakan ketika melihat teman Anda sedang berlibur, makan di hotel atau sedang ulang tahun. Sebagian tentu ikut bergembira, namun tidak sedikit juga yang justru merasa iri bukan?
Perasaan iri akan muncul ketika posting-an atau hari spesial Anda tidak mendapatkan reaksi yang lebih ramai dari sebuah posting-an teman Anda. Padahal, dia hanya mem-posting suatu hal yang sepele. Dari sini, sering kali kita merasa tidak populer atau mudah kesepian.
Peneliti dari Jerman sudah pernah membuktikannya pada 600 relawan yang dibiarkan mengaksess Facebook atau Instagram. Satu dari tiga orang merasa iri dan tidak percaya diri setelah mengakses media sosial. Terlebih lagi, ketika mereka mendapati konten berisi foto-foto liburan teman mereka.
Dari studi di atas disimpulkan bahwa penyebab utama adalah rasa frustrasi adalah ketika seseorang mulai membandingkan dirinya dengan temannya. Kemudian, penyebab kedua adalah rasa ketidakpuasan karena merasa kurang diperhatikan, kurang mendapat komentar dan angka ‘Like’ yang kecil.
Koneksi jadi tidak nyata
Media sosial bisa mengikis hubungan komunikasi pada sebuah pertemuan. Ia tergantikan oleh koneksi yang terjadi pada dunia maya. Semakin banyak respons yang Anda dapat pada sebuah posting-an atau topik obrolan pada sebuah forum, Anda semakin merasa erat dengan mereka. Padahal, belum tentu kita mengenalnya.
Hilangnya privasi
Ketika Anda memutuskan untuk bermain media sosial, di situlah Anda menandatangani ‘kontrak’ bahwa privasi bukanlah hal yang rahasia lagi.
Lebih boros
Tidak bisa dimungkiri, media sosial membawa banyak perubahan, termasuk menjadikannya sebagai wadah untuk berjualan. Fenomena ini semakin ramai dibarengi dengan munculnya profesi baru yang mengiklankan suatu produk, umum disebut Endroser dan Influencer.
Semakin lama Anda bermain media sosial, kemungkinan untuk membeli produk yang dijual online akan semakin tinggi.
Dari semua kasus di atas, dampak manakah yang sudah Anda alami?









