Copilot vs ChatGPT, mana yang paling cocok buat kerja?

Perdebatan antara mana yang lebih baik antara Copilot dengan ChatGPT memang seringkali muncul terutama di kalangan netizen. Pasalnya, kedua chatbot berbasis Artificial Intelligence (AI) ini memang memiliki fitur yang tidak jauh berbeda sehingga banyak pendapat yang mulai membandingkan keduanya.

Dilansir dari Forbes (23/1), bila pengguna ingin memakai keuda model chatbot tersebut untuk keperluan menyelesaikan tugas pekerjaan barangkali jawabannya akan berbeda. Sebab masing-masing memiliki kelebihan serta kekurangannya yang mana itu kembali lagi kepada pertimbangan pengguna.

Apabila berbicara Copilot, maka pengguna dapat mencari jawaban secara spesifik dan real time berkat fitur yang sudah mendukung GPT-4. Bahkan Copilot juga memiliki DALL-E 3, yang mana ini akan sangat berguna untuk pekerjaan yang membutuhkan bantuan ilustrasi.

Sementara itu, ChatGPT kendari baru mengadaptasi teknologi GPT-3.5 untuk versi gratisnya cenderung bakal menghadirkan jawaban yang lebih umum daripada Copilot. Namun, secara personalitas ChatGPT dinilai lebih baik sebab dapat memberikan komunikasi yang terlihat seperti berbicara dengan manusia sungguhan.

Walau secara pembawaan Copilot masih tertinggal, namun secara integrasi Copilot sudah mendahului ChatGPT. Ini merupakan suatu nilai tambah bila chatbot difungsikan untuk membantu tugas pekerjaan kantor.

Sebab dengan sistem yang terintegrasi maka pengguna dapat lebih mudah mengorganisir tugasnya serta lebih cepat menyelesaikan pekerjaan kantor. Oleh karena itu, bila mempertimbangkan faktor integrasi maka Copilot yang dinilai paling cocok untuk para pekerja, sementara ChatGPT lebih cocok sebagai teman belajar dan mengekplorasi sesuatu melalui percakapan. 

Terlepas dari itu, meski berbeda sejatinya Copilot dan ChatGPT sama-sama menggunakan Large Language Models (LLM) buatan OpenAI. Hanya saja memang perbedaan pembawaan serta model pencarian data yang dilakukan berbeda sehingga penyesuaian kembali diserahkan kepada para pengguna.