×
Kanal
    • partner tek.id realme
    • partner tek.id samsung
    • partner tek.id acer
    • partner tek.id wd
    • partner tek.id wd
    • partner tek.id wd
    • partner tek.id wd

Indonesia Kini Bisa Akses Opal, Aplikasi AI Google untuk Bikin Mini Web App dari Teks

Oleh: Tek ID - Rabu, 08 Oktober 2025 08:34

Google perluas akses aplikasi AI tanpa kode, Opal, ke 15 negara termasuk Indonesia. Pengguna bisa buat mini web app hanya dari teks.

Aplikasi AI Google Opal Sudah Bisa Diakses di Indonesia Google Opal. dok. Google

Google memperluas jangkauan aplikasi kecerdasan buatannya, Opal, ke 15 negara baru, termasuk Indonesia. Opal merupakan aplikasi berbasis AI yang memungkinkan pengguna membuat mini web app hanya dengan menulis deskripsi teks, tanpa perlu kemampuan coding sama sekali.

Negara-negara yang kini mendapatkan akses meliputi Kanada, India, Jepang, Korea Selatan, Vietnam, Indonesia, Brasil, Singapura, Kolombia, El Salvador, Kosta Rika, Panama, Honduras, Argentina, dan Pakistan.

Sebelumnya, Opal hanya tersedia di Amerika Serikat sejak peluncuran perdananya pada Juli 2025. 

Dalam waktu singkat, aplikasi ini langsung menarik perhatian komunitas kreator digital dan pengembang non-teknis karena kemampuannya menyederhanakan pembuatan aplikasi interaktif secara instan.

"Saat kami membuka Opal untuk pengguna di AS, kami mengira mereka akan membuat alat sederhana dan menyenangkan," ujar Megan Li, Senior Product Manager di Google Labs, dalam unggahan blog resminya, dikutip dari TechCrunch.

"Namun ternyata, kami justru melihat lonjakan luar biasa dari kreasi yang jauh lebih canggih, praktis, dan kreatif. Hal ini membuat kami yakin bahwa Opal perlu segera dihadirkan untuk lebih banyak kreator di seluruh dunia," imbuhnhya.

Cara kerja Opal terbilang sederhana namun inovatif. Pengguna hanya perlu mengetik deskripsi singkat tentang aplikasi yang ingin dibuat, dan sistem AI Google akan membangun aplikasi tersebut secara otomatis menggunakan model-model AI milik Google.

Setelah aplikasi terbentuk, pengguna bisa masuk ke editor panel visual untuk melihat alur kerja (workflow) dari input, output, dan langkah-langkah generasi yang digunakan. Tiap langkah bisa diklik untuk mengedit prompt, menambahkan elemen baru, atau menyesuaikan alur secara manual lewat toolbar.

Begitu aplikasi selesai, pengguna dapat mempublikasikannya langsung ke web dan membagikan tautan agar orang lain bisa mengakses atau mencoba aplikasi tersebut menggunakan akun Google mereka.

Bersamaan dengan ekspansi global ini, Google juga mengumumkan sejumlah peningkatan performa dan fitur baru untuk Opal. Salah satu pembaruan terbesar ada pada program debugging visual, yang kini memungkinkan pengguna menjalankan setiap langkah alur kerja secara bertahap di editor tanpa perlu menulis satu baris kode pun.

Kesalahan atau bug kini ditampilkan langsung di titik terjadinya, memberikan konteks instan agar pengguna dapat memperbaikinya lebih cepat. 

Google juga mengklaim telah meningkatkan kecepatan inti Opal, memangkas waktu pembuatan aplikasi dari lebih dari lima detik menjadi hanya beberapa detik.

Tak hanya itu, kini pengguna dapat menjalankan beberapa langkah proses secara paralel, memungkinkan pembuatan alur kerja kompleks yang bisa berjalan bersamaan, fitur yang sebelumnya hanya bisa diakses oleh pengembang profesional.

Dengan ekspansi ini, Google memperkuat posisinya di pasar AI kreatif dan desain tanpa kode (no-code AI), bersaing dengan platform populer seperti Canva, Figma, dan Replit yang juga menawarkan kemampuan pembuatan aplikasi dan prototipe tanpa pemrograman.

Keunggulan Opal terletak pada integrasinya yang erat dengan ekosistem Google, seperti Gemini, Google Workspace, dan AI Studio, menjadikannya alat yang kuat untuk kreator, pendidik, hingga pelaku usaha kecil yang ingin mengembangkan solusi digital cepat tanpa biaya besar.

×
back to top