sun
moon
Premium Partner :
  • partner tek.id acer
  • partner tek.id telkomsel
  • partner tek.id poco
  • partner tek.id samsung
  • partner tek.id realme
Sabtu, 02 Nov 2019 19:35 WIB

Review Terminator: Dark Fate, tidak ada ‘Hasta La Vista’ lagi

Terminator: Dark Fate menghadirkan suasana cerita yang akan membawa kita kembali ke film Terminator original.

Review Terminator: Dark Fate, tidak ada ‘Hasta La Vista’ lagi

Peringatan! Konten ini berisi spoiler ringan untuk film Terminator: Dark Fate. Jika kalian penggemar Terminator, pastinya kalian sudah tak sabar untuk menonton film terbaru waralaba tersebut, yakni Terminator: Dark Fate. Di film ini, seperti dalam cuplikannya, akan ada pertemuan klasik antara Sarah Connor yang diperankan Linda Hamilton dan T800 yang diperankan Arnold Schwarzenegger.

Film ini cukup membosankan untuk saya yang telah menyaksikan semua seri Terminator. Jika di dua film sebelumnya, Terminator: Salvation dan Terminator: Genisys ceritanya telah diperluas, di film ini, kita akan kembali terkungkung dalam alur cerita yang sama.

Terminator: Dark Fate juga tidak memiliki hubungan terhadap kedua film tersebut. Jalan ceritanya melanjutkan dari film kedua mereka, yakni Terminator: Judgement Day serta TV series Terminator: Sarah Connor Chronicle.

Oh iya, sebelum lebih dalam membahas film ini, ada beberapa hal yang harus kalian ketahui. Terminator saat ini memiliki beberapa timeline, mulai dari film pertama, kedua, dan TV series disebut sebagai ‘main storyline’. Sisanya bisa dibilang sebagai ‘alternate storyline’.

Masalah yang ada pada Terminator: Dark Fate adalah adanya masa depan yang sepenuhnya baru. Seperti diketahui, Sarah dan John berhasil menghancurkan Skynet, yang merupakan AI yang menjadi musuh umat manusia di masa depan.

Sebagai gantinya, hadir sebuah AI baru yang bernama Legion. Sama seperti cerita sebelumnya, pemimpin legion mengirim robot terminator untuk mengincar pemimpin pemberontak manusia yang mengancam eksistensi Legion.

Kali ini, target utamanya adalah Dani Ramos yang diperankan Natalia Reyes. Dia adalah seorang pekerja pabrik Meksiko yang biasa-biasa, namun kebingungan setelah dia dan kakaknya dikejar Terminator dari pabrik tempat mereka bekerja.

Dia pun kemudian diselamatkan Grace, yang diperankan Mackenzie Davis. Tak lama kemudian, Sarah pun ikut dalam misi penyelamatan tersebut. Akhirnya, mereka bersama-sama untuk bertahan hidup.

Jalan ceritanya disertai sedikit plot twist, yang sejak awal sudah saya duga. Meski demikian, sebenarnya jika plot twist ini dihilangkan, jalan ceritanya pun tidak akan berubah sama sekali.

Plot twist ini hanya hadir untuk menegaskan alasan utama Grace sampai mau kembali ke masa lalu hanya untuk menyelamatkan Dani. Selain itu, tidak ada alasan lain mengapa penulis cerita memasukkan plot twist tersebut.

Di film ini, sepertinya penulis juga ingin menunjukkan ketangguhan feminim yang berbeda. Wajar, ketiga tokoh utamanya semuanya wanita.

Grace adalah dokter militer dengan pola pikir yang tangguh dan rela berkorban. Sementara Sarah adalah orang yang sudah lelah dengan dunia, dan menjadi karakter yang sok tahu semua hal yang mengubah trauma menjadi sinisme yang agresif. 

Sementara Dani awalnya jenis orang yang naif yang selalu harus disingkirkan dari setiap pertempuran baru karena perasaannya dibalut kesedihan dan teror. Tapi, di akhir cerita, dia menjadi wanita yang kuat, dan tidak ingin meninggalkan siapa pun mati, meski dia harus mengorbankan apa pun.

Ada beberapa aspek segar dari film ini, yakni Terminator model terbaru. Robot ini memiliki beberapa opsi teknologi baru yang dirancang untuk membuat ‘perburuan’ di dalam film ini lebih tak terduga.

Mereka juga menggabungkan dua terminator di dalam satu badan, yakni T2 dan robot terminator biasa. Ya, terminator yang ada di dalam film ini dapat memisahkan dan menyatukan diri sesuka hati mereka.

Sebenarnya, ada beberapa jargon dari film lama yang saya tunggu di film ini, seperti ‘I’ll be back’, ‘hasta la vista baby’, dan adegan ikonik mengacungkan jempol di akhir film tidak terjadi. Padahal, hal tersebut bisa menjadi sentuhan tersendiri bagi para penggemar film tersebut.

Meski demikian, karena disutradarai James Cameron, saya sudah memiliki bayangan bagaimana film ini akan dibuat. Perpindahan alur cerita, CGI, dan lainnya terlihat sempurna dengan sangat sedikit ‘cacat’ di dalamnya.

Pengambilan gambarnya pun cukup menarik. Adegan kejar-kejaran menggunakan helikopter serta pesawat militer pun sangat menakjubkan. Dan tentunya, semua aktor yang bermain di dalam film ini bisa sangat dapat mengeluarkan karakter mereka masing-masing.

So, apakah film ini tidak layak untuk ditonton? Tentu tidak. Film ini akan sangat menarik bagi mereka yang baru pertama kali menonton waralaba tersebut. Terminator: Dark Fate memiliki jalan cerita yang cukup baru, dengan hanya harus mengkonsumsi sedikit informasi dari film sebelumnya.

Tapi, bagi kalian yang sudah menonton semua film Terminator, saran saya adalah lebih baik kalian duduk dan menikmati film tersebut tanpa memberi spoiler apa pun terkait film sebelumnya jika kalian menonton dengan orang yang baru pertama kali menyaksikan film tersebut.

Terakhir, menurut saya, kemungkinan besar Terminator: Dark Fate akan menjadi film terakhir di mana kita akan melihat Sarah dan T 800, mengingat dua aktor utama dari film ini, yakni Linda dan Arnold yang saat ini sudah menginjak usia yang sudah tak muda lagi. 

Share
×
tekid
back to top