Smartphone ini murah, tapi layarnya besar

Pada pertengahan Mei lalu, Asus meluncurkan smartphone ekonomis terbarunya yakni Zenfone Live (L1). Karena ditujukan untuk pengguna kelas pemula, smartphone ini tidak memiliki banyak fitur eksklusif. Namun, beberapa fitur pada smartphone ini yang masih bisa diandalkan untuk menunjang aktivitas sehari-hari. Kebetulan, saya sudah menggunakan Zenfone Live (L1) versi RAM 2GB dan memori internal 16GB ini selama kurang lebih dua minggu dan ternyata saya bisa mengandalkan smartphone ini untuk memotret, bermain gim, mendengarkan lagu, hingga browsing.

Desain

Ketika pertama kali menggunakan Zenfone Live (L1), saya merasa nyaman saat menggenggamnya. Dengan berat sekitar 140g dan ketebalan sekitar 8,2mm, smartphone ini terasa ringan dan cukup tipis saat digenggam dengan satu tangan. Sayangnya, smartphone ini terasa licin saat digenggam.

Pada bagian bawahnya terdapat speaker serta port USB Type-A, dan di bagian atasnya terdapat jack audio 3,5mm. Sedangkan pada bagian kanan bodinya terdapat tombol kunci serta tombol volume, dan di bagian kiri bodinya terdapat slot untuk dua kartu SIM dan kartu microSD. Untuk bagian belakangnya, Asus menghadirkan kamera belakang dan LED flash.

Zenfone Live (L1) menampilkan layar Full View 5,5 inci dengan aspect ratio HD+ dan resolusi layar 1440 x 720 piksel. Meski dengan layar 5,5 inci, saya merasa cukup puas untuk menonton video dan bermain gim. Menyertai desain depannya, smartphone ini dilengkapi kamera depan dan speaker.

Untuk interface-nya, smartphone ini menggunakan tombol virtual yang bisa menghilang bila tidak digunakan dan akan muncul kembali bila kita menggeser layar bagian bawahnya ke atas. Selain itu, smartphone ini hadir seperti perangkat pada umumnya yang menggunakan app drawer, menampilkan pengaturan, dan menampilkan notifikasi di atas layar. Asus menghadirkan dua varian warna untuk Zenfone Live (L1), yakni Deepsea Black dan Sunlight Gold.

Sementara untuk sistem kemanannya, Asus tidak menyertakan pemindai sidik jari pada Zenfone Live (L1). Jadi, smartphone ini mengandalkan pilihan pattern, pin, password, dan face recognition. Sayangnya, fitur face recognition-nya kurang bisa diandalkan di beberapa situasi tertentu. Smartphone ini seringkali gagal melakukan pemindaian wajah saya dan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk melakukan hal tersebut. Bila ingin berhasil menggunakan face recognition-nya, saya harus melakukan pemindaian wajah dalam kondisi cukup cahaya.

Kamera

Zenfone Live (L1) dibekali kamera depan beresolusi 5MP dengan aperture f/2.4, dan kamera belakang beresolusi 13MP dengan aperture f/2.0 yang didukung dengan LED flash. Asus juga menghadirkan berbagai fitur kamera, seperti Beauty, Panorama, Time Lapse, Potrait Bokeh, dan berbagai filter layaknya Instagram.

Menurut saya, tidak ada hal yang terlalu spesial pada hasil foto dari smartphone ini. Pasalnya smartphone ini hanya menghadirkan fitur yang terbatas, tak seperti smartphone lain yang kaya akan fitur kamera. Namun, secara keseluruhan hasil foto dari kamera belakangnya mampu menghasilkan gambar yang lumayan tajam dan jernih. Namun, bila pengambilan foto dalam kondisi minim cahaya maka hasilnya akan kurang tajam.

Untuk kamera depannya, saya biasa mengandalkan fitur Potrait Bokeh karena smartphone ini mampu menampilkan efek bokeh yang terbilang cukup rapi. Saya kurang menyukai fitur Beauty dari Zenfone Live (L1). Kenapa? Smartphone ini membuat wajah saya terlihat mulus dan putih dengan begitu lebay. Meskipun, Asus menghadirkan pilihan Soften Skin, Brighten Skin, Enchance Eyes, dan Thin Cheeks.

Kinerja

Smartphone ini dibekali kapasitas baterai sebesar 3.000mAh, yang mampu bertahan hampir seharian. Saya biasanya mengisi daya smartphone ini setiap pagi, dan saat malam hari saya hanya perlu kembali mengisi dayanya. Padahal saya menggunakan smartphone ini untuk banyak hal, seperti browsing, selfie, bermain gim, dan update media sosial. Sayangnya, saya harus membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengisi daya smartphone ini. Saya membutuhkan waktu kurang lebih tiga jam untuk mengisi daya smartphone ini hingga penuh 100 persen.

Saya melakukan pengujian baterai smartphone ini menggunakan PC Mark, dan Zenfone Live (L1) mampu bertahan selama 8 jam 56 menit. Hasil skor ini sebenarnya tergolong biasa saja, namun cukup mumpuni untuk kebutuhan sehari-hari. Untuk spesifikasinya, smartphone ini dibekali chipset Qualcomm Snapdragon 425 dengan pilihan RAM 2GB/3GB dan pilihan memori internal 16GB/32GB. Tak ketinggalan, memori tersebut bisa ditingkatkan menggunakan kartu microSD hingga 256GB. Oh iya, smartphone ini juga telah menjalankan Android 8.0 Oreo dengan interface ZenUI 5.

Saya biasa menggunakan smartphone ini untuk bermain gim PUBG Mobile, Asphalt 8, dan Shadow Legends. Smartphone ini kurang mampu menjalankan gim dengan kualitas grafis yang tinggi, dan menampilkan lag yang cukup mengganggu saya saat bermain gim. Namun bila saya menjalankan gim dengan kualitas grafis medium, smartphone ini akan cukup bisa diandalkan untuk bermain gim. Sayangnya Zenfone Live (L1) ini tidak bisa menjalankan pengujian Ice Storm dan Sling Shot Extreme menggunakan 3D Mark.

Kesimpulan

Dengan harga Rp1.399.000, Asus Zenfone Live (L1) cocok untuk menjadi smartphone entry-level yang kuat digunakan untuk beragam aktivitas penggunanya. Seperti bermain gim, memotret, browsing internet, hingga update media sosial. Sayangnya, saya harus merelakan waktu yang terbilang cukup lama untuk mengisi daya baterainya.