Asus Zephyrus S GX531, laptop bertenaga tak harus tebal
Asus Zephyrus S GX531 memiliki performa luar biasa karena dilengkapi dengan prosesor Intel Core i7 8750H dan GPU Nvidia RTX 2070 Max-Q.
Asus Zephyrus S GX531
Mencari laptop gaming tipis, bertenaga, bukan perkara mudah. Biasanya, kedua hal ini saling bertolak belakang. Jika ingin laptop bertenaga, kita harus memilih laptop tebal. Jika ingin laptop tipis, maka kita harus mengorbankan performa.
Namun, hal ini kini bukan lagi sebuah hal yang harus dipusingkan. Melalui Zephyrus S GX531, Asus membuktikan bahwa laptop tipis dapat mengeluarkan performa yang sangat tinggi. Penasaran bagaimana kemampuannya?
Pengalaman Penggunaan
Saya awalnya kurang percaya kalau laptop ini laptop gaming. Ketebalannya hanya 18mm saja dalam keadaan tertutup. Sangat tipis bukan?

Saking tipisnya, Asus harus mengorbankan beberapa hal untuk mendapatkan suhu yang baik. Salah satunya adalah memindahkan keyboard ke bagian bawah. Hal ini juga memaksa mereka memindahkan trackpad di bagian sebelah kanan.

Untuk pengalaman mengetik, layout ini sangat tidak nyaman. Saran saya, seharusnya dalam paket penjualan, Asus memberikan wristpad untuk membantu meningkatkan kenyamanan saat mengetik. Apalagi, mengingat harganya yang tidak murah.
Trackpad-nya pun berada di posisi yang menurut saya sangat aneh. Berlokasi di sebelah kanan keyboard, otak saya masih sering kali refleks untuk mencarinya di bagian bawah. Setelah dua minggu memakai laptop ini, saya masih belum terbiasa. Saya pun lebih memilih menggunakan mouse ketimbang menggunakan trackpad tersebut.
Tapi, menggunakan trackpad sebagai NUMPAD adalah sebuah solusi yang cukup elegan. Ketika dinyalakan, teknologi yang disebut Asus sebagai Numberpad ini sangat membantu saya untuk memasukkan angka lebih cepat.

Keluhan saya adalah tidak adanya feedback dari Numberpad ini. Jadi, saya sering kali mengecek apakah tombol yang saya inginkan sudah masuk atau belum.
Kekurangan lain, meskipun ada LED untuk menunjukkan tombol touchpad, hanya ada pilihan warna merah. Padahal, warna LED di keyboard dan di bagian bawah laptop dapat dipersonalisasi.
Di atas Numberpad juga terdapat satu tombol dengan logo ROG. Tombol ini adalah pintasan untuk masuk ke aplikasi Armoury Crate. Di aplikasi itu, pengguna dapat mengub LED keyboard hingga memantau keadaan laptop Zephyrus mereka.
Mencari laptop gaming tipis, bertenaga, bukan perkara mudah. Biasanya, kedua hal ini saling bertolak belakang. Jika ingin laptop bertenaga, kita harus memilih laptop tebal. Jika ingin laptop tipis, maka kita harus mengorbankan performa.
Namun, hal ini kini bukan lagi sebuah hal yang harus dipusingkan. Melalui Zephyrus S GX531, Asus membuktikan bahwa laptop tipis dapat mengeluarkan performa yang sangat tinggi. Penasaran bagaimana kemampuannya?
Pengalaman Penggunaan
Saya awalnya kurang percaya kalau laptop ini laptop gaming. Ketebalannya hanya 18mm saja dalam keadaan tertutup. Sangat tipis bukan?

Saking tipisnya, Asus harus mengorbankan beberapa hal untuk mendapatkan suhu yang baik. Salah satunya adalah memindahkan keyboard ke bagian bawah. Hal ini juga memaksa mereka memindahkan trackpad di bagian sebelah kanan.

Untuk pengalaman mengetik, layout ini sangat tidak nyaman. Saran saya, seharusnya dalam paket penjualan, Asus memberikan wristpad untuk membantu meningkatkan kenyamanan saat mengetik. Apalagi, mengingat harganya yang tidak murah.
Trackpad-nya pun berada di posisi yang menurut saya sangat aneh. Berlokasi di sebelah kanan keyboard, otak saya masih sering kali refleks untuk mencarinya di bagian bawah. Setelah dua minggu memakai laptop ini, saya masih belum terbiasa. Saya pun lebih memilih menggunakan mouse ketimbang menggunakan trackpad tersebut.
Tapi, menggunakan trackpad sebagai NUMPAD adalah sebuah solusi yang cukup elegan. Ketika dinyalakan, teknologi yang disebut Asus sebagai Numberpad ini sangat membantu saya untuk memasukkan angka lebih cepat.

Keluhan saya adalah tidak adanya feedback dari Numberpad ini. Jadi, saya sering kali mengecek apakah tombol yang saya inginkan sudah masuk atau belum.
Kekurangan lain, meskipun ada LED untuk menunjukkan tombol touchpad, hanya ada pilihan warna merah. Padahal, warna LED di keyboard dan di bagian bawah laptop dapat dipersonalisasi.
Di atas Numberpad juga terdapat satu tombol dengan logo ROG. Tombol ini adalah pintasan untuk masuk ke aplikasi Armoury Crate. Di aplikasi itu, pengguna dapat mengub LED keyboard hingga memantau keadaan laptop Zephyrus mereka.
Performa luar biasa
Semua pengorbanan Asus memindahkan berbagai hal Zephyrus S GX531 membuahkan hasil yang manis. Perusahaan asal Taiwan tersebut Asus berhasil menjinakkan prosesor Intel core i7-8750H yang ada di dalam laptop ini di suhu 80 hingga 90 derajat celcius saat dipantau dengan aplikasi HWMonitor.
Prosesor pun tidak mengalami thermal throttling di turbo boost, walaupun dipakai bermain gim intensif selama lebih dari 3 jam. Oh iya, selain prosesor bertenaga, laptop ini juga memiliki pilihan RAM 16GB.
Di sisi gaming, karena dilengkapi dengan GPU Nvidia RTX 2070 Max-Q, laptop ini memiliki kemampuan gaming yang sangat baik. Selain memiliki hasil gaming yang baik, GPU ini memiliki suhu maksimal antara 70 hingga 80 derajat celcius saat bermain gim AAA di pengaturan tertinggi.
Seri Zephyrus S hadir dengan tiga pilihan,yakni dengan GPU RTX 2080 Max-Q, 2070 Max-Q, dan 2060. Harganya pun terpaut dengan cukup tinggi.
sus menyematkan panel IPS 144Hz dengan response time 3ms. Sayang, resolusi dalam monitor sebesar 15,6 inci masih full HD1080p, bukan menggunakan layar 1440 pixel. Tapi, layar ini masih menghadirkan pengalaman gaming yang sangat baik.
Layar Zephyrus S GX531 ini sangat mudah dibuka dengan satu tangan saja. Engsel-nya pun sangat kokoh. Saya bisa membuka layar di sudut mana pun tanpa harus takut jatuh.
Sayang, konstruksi layarnya sedikit ringkih. Saya dengan mudah dapat membengkokkan layar tersebut tanpa menggunakan tenaga yang sangat besar. Tapi, saya yakin, layar ini tidak mudah untuk rusak.
Berikut ini hasil benchmark sintetis dan gaming selama saya menggunakan Zephyrus S GX531.
Meski diiklankan untuk gamer, laptop ini sebenarnya juga cocok bagi para konten kreator. Layarnya sudah mendapat sertifikasi Pantone dan memiliki akurasi RGB 100 persen.
Dua komplain terakhir dari saya mengenai Zephyrus S GX531 ini adalah masa pakai baterai dan absennya konektor RJ45. Saat memainkan gim tanpa dicolok, saya hanya mendapatkan waktu bermain di kisaran 54 menit saja.
Saat melakukan pekerjaan normal, seperti mengetik sembari mendengarkan musik dan membuka tab peramban, laptop ini hanya dapat bertahan selama dua hingga dua setengah jam saja.
Jadi, persiapkan diri Anda untuk selalu membawa charger yang sangat besar. Jika Anda memiliki charger Asus yang menggunakan Type C, Anda bisa melakukan pengisian daya meskipun tidak dapat mengisi daya secepat menggunakan charger bawaannya.
Saya juga sangat kecewa saat mengetahui absennya kabel LAN RJ45 dari laptop ini. Sebab, masih sulit mendapatkan jaringan WiFi dengan jaringan 5 GHz. Jadi, sebaiknya Asus memberikan dongle dalam paket penjualan untuk memberikan pengguna pilihan untuk menggunakan koneksi jaringan kabel.
Kesimpulan
Jadi, untuk siapa sebenarnya laptop ini? Jika Anda memiliki budget Rp50 juta untuk membuat komputer atau membeli laptop gaming, Asus Zephyrus S GX531 merupakan pilihan masuk akal.
Begitu juga bagi Anda yang bekerja di bidang kreatif yang membutuhkan sebuah laptop ringan dan tipis untuk dibawa kemana-mana. Namun sekali lagi saya peringatkan, tingkat keergonomisan keyboard laptop ini sangat kurang dan memiliki masa pakai baterai yang sangat rendah. Jadi, persiapkan diri untuk selalu membawa charger yang cukup besar di tas Anda.









