×
Kanal
    • partner tek.id realme
    • partner tek.id samsung
    • partner tek.id acer
    • partner tek.id wd
    • partner tek.id wd
    • partner tek.id wd
    • partner tek.id wd

Tangan robotik ini bisa deteksi tekstur objek, layaknya tangan manusia

Oleh: Erlan - Senin, 10 Maret 2025 10:01

Para peneliti di Johns Hopkins University telah menciptakan terobosan dalam dunia prostetik: sebuah tangan robotik yang mampu melakukan genggaman kuat layaknya tangan manusia.

Tangan robotik ini bisa deteksi tekstur objek
New Atlas

Para peneliti di Johns Hopkins University telah menciptakan terobosan dalam dunia prostetik: sebuah tangan robotik yang mampu melakukan genggaman kuat layaknya tangan manusia, sekaligus mempertahankan presisi untuk aktivitas sehari-hari. Teknologi ini menjawab tantangan lama dalam desain prostetik, di mana tangan buatan seringkali terlalu rapuh untuk mengangkat benda berat atau terlalu kaku untuk memegang objek halus.

Dilansir dari New Atlas, tangan prostetik ini dilengkapi dengan sistem sensorik canggih dan algoritma kontrol adaptif yang memungkinkannya "merasakan" tekanan dan menyesuaikan kekuatan genggam secara real-time. Saat mencoba memegang benda seperti botol air atau sekaleng soda, tangan ini dapat memberikan tekanan cukup untuk mengangkatnya tanpa merusak atau terjatuh.

Sebaliknya, ketika memegang objek rentan seperti telur atau buah anggur, ia secara otomatis mengurangi kekuatan hingga tingkat aman. Kemampuan ini didukung oleh kombinasi material ringan namun tahan benturan serta motorik yang dirancang untuk meniru fleksibilitas otot manusia.

Menurut tim peneliti, kunci keberhasilan inovasi ini terletak pada integrasi machine learning. Sistem AI dilatih menggunakan data dari gerakan tangan manusia asli, sehingga dapat memprediksi jenis genggaman yang diperlukan berdasarkan bentuk, berat, dan tekstur objek. Selain itu, prostetik ini dirancang untuk "belajar" dari kesalahan, seperti saat benda tergelincir, lalu memperbaiki strategi genggamannya di percobaan berikutnya.

Keunggulan lain adalah daya tahan. Berbeda dengan prostetik konvensional yang rentan rusak akibat tekanan berulang, prototipe ini diuji dengan puluhan ribu kali genggaman kuat tanpa penurunan performa. Hal ini membuka peluang bagi pengguna untuk terlibat dalam aktivitas fisik lebih beragam, seperti mengangkat barang belanjaan atau memegang alat perkakas.

Dampak sosialnya pun signifikan. Pengguna prostetik tak lagi perlu khawatir membatasi diri dalam berinteraksi dengan lingkungan. "Ini bukan sekadar alat, tapi bagian dari tubuh yang memulihkan kepercayaan diri," ujar salah satu peneliti. Kedepan, tim berencana mengoptimalkan desain agar lebih terjangkau dan mudah diakses, membawa harapan baru bagi jutaan penyandang disabilitas di seluruh dunia.

Dengan menggabungkan kekuatan, presisi, dan kecerdasan buatan, tangan prostetik Johns Hopkins tidak hanya merevolusi teknologi medis, tetapi juga mengukuhkan bahwa batas antara manusia dan mesin semakin kabur—untuk kualitas hidup yang lebih baik.

×
back to top