sun
moon
Premium Partner :
  • partner tek.id telkomsel
  • partner tek.id poco
  • partner tek.id acer
  • partner tek.id realme
  • partner tek.id samsung
Senin, 21 Mar 2022 18:05 WIB

Selain pawang hujan, ini beberapa cara memanipulasi cuaca

Ternyata, selain menggunakan pawang hujan, ada beberapa teknologi yang dapat membantu memanipulasi hujan.

Selain pawang hujan, ini beberapa cara memanipulasi cuaca
Source: MotoGP

Media sosial saat ini sedang ramai membicarakan mengenai kehadiran pawang hujan di ajang internasional Moto GP yang berlangsung Minggu (20/3). Kehadiran sosok Rara Istiani Wulandari sebagai pawang hujan di sirkuit Mandalika tersebut mengundang perhatian banyak perhatian, terutama media luar negeri baik di Instagram, Twitter, dan media lainnya, termasuk akun resmi MotoGP.

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by MotoGP™ (@motogp)

Aksi yang dilakukan Rara di tengah sirkuit memang terbilang unik dan menarik. Sebab, tak sering saudara-saudara kita di luar Indonesia yang melihat atraksi yang satu ini. Dan harusnya kita bangga dengan salah satu ritual yang menjadi salah satu dari jutaan budaya yang melekat di Indonesia.

Tapi, berbicara mengenai cuaca, ternyata sejarah sudah mencatatkan bahwa ilmu sains telah mempelajari cara mengontrol cuaca loh. Dan di zaman modern ini, sudah ada beberapa teknik yang dapat dilakukan selain menjalankan ritual seperti yang dilakukan Rara kemarin.

Nah, pada kesempatan kali ini, tim Tek.id akan membahas beberapa teknologi yang disebut bisa mengontrol cuaca sesuai dengan kebutuhan lho. Penasaran? Yuk kita simak teknologi-teknologinya berikut ini!

Menyebar partikel mikroskopis di awan

Salah satu cara yang digunakan untuk mengubah cuaca secara lokal adalah dengan menyemprotkan partikel mikroskopis berupa aluminium oksida dan perak iodida yang mempengaruhi proses kondensasi dan berperan sebagai inti es buatan. 
Dengan proses penyemaian awan ini, senyawa yang ditebar akan memberikan kemampuan kristal es untuk tumbuh. Ini merupakan sebuah keadaan awal dari terbentuknya awan hujan dan akhirnya membuat satu wilayah mengalami hujan.

Teknik ini merupakan salah satu teknik rekayasa cuaca dengan sains tertua, yang ditemukan oleh oleh Dr. Bernard Vonnegut pada 1971. Dia menggunakan perak iodida karena memiliki struktur kristal serupa es.  Penggunaannya saat ini sudah dilakukan di berbagai negara, termasuk oleh Amerika Serikat, Tiongkok, India, dan Rusia. 

Meriam es

Salah satu teknik lain yang digunakan oleh manusia untuk membuat hujan lokal adalah dengan melakukan dentuman melalui meriam. Teknik ini sering digunakan oleh para petani anggur di Eropa untuk menghindari tanaman anggur mereka rusak karena badai.

Para petani melakukan ledakan meriam di ruang bawah tanah yang melontarkan ledakan keras ke arah langit setiap beberapa detik. Teknik ini dipercaya membuat gelombang kejut, dimana akan memecah es sebelum mencapai tanah. Tapi, teknik ini sekarang sudah mulai ditinggalkan dan beralih ke teknologi yang lebih maju.

Substansi penghapus awan hujan

Indonesia sendiri juga pernah melakukan teknik pengontrolan cuaca menggunakan teknologi. Hal ini pernah dilakukan oleh BPPT pada saat Indonesia melakukan pagelaran SEA Games 2011 di Palembang.

Pesawat Hercules diterbangkan menuju jajaran awan yang diduga memiliki persentase tinggi untuk menjadi hujan. Dan dengan menebar zat tertentu, awan yang tadinya berpotensi menurunkan hujan batal terjadi.

Alat Ionizers

Uni Emirat Arab juga memiliki sebuah teknologi yang disebut dapat mengundang hujan di negara-negara mereka. Alat ini sangat dibutuhkan karena memang iklim di wilayah tersebut sangat panas dan jarang terjadi hujan.

Oleh karena itu, selama bertahun-tahun, Presiden Sheikh Khalifa bin Zayed Al Nahyan bekerja keras memanipulasi cuaca dengan angin ionic terbesar di dunia. Mereka menggelontorkan uang yang cukup besar untuk teknologi yang satu ini.

Teknologi ini membutuhkan banyak struktur ionizers raksasa yang terpasang di atas tiang-tiang baja oleh perusahaan Swiss, Metro Systems Internasional. Perangkat tersebut menghasilkan medan ionik besar, dimana ion positif kembali ke bumi, sementara ion negatif naik ke atmosfer. 

Saat naik, ion negatif mengumpulkan partikel debu. Titik-titik ini bertindak sebagai biji untuk pembentukan es seperti perak iodida, namun tidak memerlukan awan. Selama masih ada kelembaban sekitar 30 persen, cara tersebut masih bisa dilakukan, sekalipun langit sedang cerah.

Nah itu tadi beberapa cara untuk memanipulasi cuaca termasuk membuat atau menghalau hujan. Sahabat Tek kira-kira pilih opsi yang mana nih untuk membuat atau menghalau hujan?

Share
×
tekid
back to top