Glid, truk otonom pertama yang melesat di jalan & rel
Transportasi logistik global sedang menanti terobosan revolusioner: Glid.

Transportasi logistik global sedang menanti terobosan revolusioner: Glid, kendaraan otonom pertama di dunia yang mampu beroperasi di jalan raya dan rel kereta api, sebagaimana dilansir dari New Atlas. Dikembangkan oleh perusahaan teknologi asal Swedia, RailPod, truk futuristik ini dirancang untuk mengatasi keterbatasan infrastruktur transportasi sekaligus meningkatkan efisiensi rantai pasok. Dengan peluncuran perdana yang dijadwalkan pada 2025, Glid menjanjikan solusi multimodal yang menggabungkan fleksibilitas truk dengan kecepatan dan kapasitas kereta api.
Glid merupakan kendaraan otonom listrik yang dilengkapi sistem roda adaptif. Saat berada di jalan raya, ia berfungsi layaknya truk konvensional dengan kemampuan mengemudi mandiri (Level 4 Autonomy). Namun, ketika memasuki jalur rel, rodanya secara otomatis menyesuaikan untuk "mengait" rel, memungkinkan Glid melaju hingga 120 km/jam—lebih cepat dari truk biasa.
Teknologi ini memanfaatkan AI, sensor LiDAR, dan pemetaan real-time untuk beralih antar moda transportasi tanpa perlu pengemudi manusia. "Glid dirancang untuk mengisi celah antara transportasi jalan dan rel, terutama di daerah dengan infrastruktur terbatas," ujar CEO RailPod, Erik Lundström.
Keunggulan Glid: Efisiensi & Ramah Lingkungan
1. Multimodal Tanpa Transfer Barang: Glid menghilangkan kebutuhan untuk memindahkan muatan dari truk ke kereta api, menghemat waktu dan biaya logistik.
2. Pengurangan Emisi: Sebagai kendaraan listrik, Glid tidak menghasilkan emisi karbon selama operasi. RailPod mengklaim teknologi ini bisa mengurangi jejak karbon logistik hingga 40%.
3. Operasi 24/7: Sistem otonom memungkinkan Glid beroperasi nonstop, mempercepat distribusi barang.
4. Akses ke Daerah Terpencil: Dengan kemampuan melintasi rel tua atau jalur industri yang tidak digunakan, Glid bisa menjangkau wilayah yang sulit diakses truk biasa.
Meski menjanjikan, pengembangan Glid masih menghadapi sejumlah hambatan:
- Regulasi: Belum ada standar global untuk kendaraan otonom multimodal. RailPod harus bekerja sama dengan pemerintah dan regulator di berbagai negara.
- Infrastruktur Rel: Jalur kereta api yang rusak atau tidak terawat berpotensi mengganggu kinerja Glid.
- Keamanan Siber: Sistem otonom rentan terhadap peretasan, sehingga diperlukan proteksi data dan kendali yang ketat.
- Biaya Produksi: Harga awal Glid diperkirakan mencapai USD 500.000 per unit—lebih mahal dari truk listrik biasa.
Jika berhasil diluncurkan, Glid bisa mengubah wajah transportasi barang. Sektor pertambangan, pertanian, dan manufaktur diprediksi menjadi pengguna awal, terutama untuk mengangkut komoditas dalam volume besar ke pelabuhan atau pusat distribusi. Di masa depan, RailPod bahkan berencana mengembangkan versi Glid yang mampu mengangkut penumpang.
"Bayangkan sebuah kendaraan yang bisa membawa bijih besi dari tambang terpencil ke pelabuhan tanpa berganti moda. Ini akan memangkas biaya dan waktu pengiriman secara dramatis," tambah Lundström.
Glid bukan sekadar truk cerdas, melainkan langkah awal menuju integrasi transportasi yang lebih holistik. Keberhasilannya tergantung pada kolaborasi antara inovasi teknologi, dukungan regulasi, dan investasi infrastruktur. Jika semua pihak bersinergi, visi transportasi multimodal otonom bisa menjadi kenyataan—membuka era baru logistik yang cepat, efisien, dan berkelanjutan.