×
Kanal
    • partner tek.id realme
    • partner tek.id samsung
    • partner tek.id acer
    • partner tek.id wd
    • partner tek.id wd
    • partner tek.id wd
    • partner tek.id wd

Gen Z rebut peluang 300 ribu Green Jobs PLTS

Oleh: Erlan - Senin, 23 Juni 2025 17:02

Pemerintah Indonesia menargetkan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) sebesar 17,1 gigawatt hingga 2035.

Gen Z rebut peluang 300 ribu Green Jobs PLTS Ilustrasi energi hijau

Pemerintah Indonesia menargetkan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) sebesar 17,1 gigawatt hingga 2035—sebuah ambisi besar yang akan menjadikan proyek ini yang terluas di Tanah Air. Namun, bukan infrastruktur yang menjadi tantangan utama, melainkan kesiapan sumber daya manusia. Untuk merealisasikan target ini, dibutuhkan lebih dari 300 ribu tenaga ahli, dari teknisi lapangan hingga manajer proyek level direksi. Bagi generasi milenial dan Gen Z, ambisi itu membuka peluang karier hijau (green jobs) yang sangat nyata.

Alarm pertama soal kekurangan SDM datang lewat peluncuran Solar Academy Indonesia pada 19 Juni 2025. Arya Rezavidi, MEE, Ph.D, salah satu inisiator, menekankan bahwa distribusi teknisi yang merata secara geografis amat krusial. “Kalau ada PLTS di Indonesia Timur rusak, tapi semua teknisinya ada di Jawa, coba bayangkan berapa biaya akomodasi dan waktu yang dibuang. Proyek PLTS ini memerlukan investasi yang tinggi dan jangka waktu operasional yang lama, kualitas SDM menjadi faktor yang krusial” ujarnya.

Philip Effendy, Vice President of Operations Xurya Daya Indonesia, menegaskan peran Solar Academy sebagai jembatan ekosistem green jobs. “Solar Academy Indonesia bukan sekadar pelatihan, tapi wujud komitmen kami membangun ekosistem green jobs dari akar rumput. Kita butuh SDM yang tidak hanya bisa pasang panel, tapi juga bisa merancang dan mengelola sistem energi surya ke depan.”

Pakar komunikasi keberlanjutan Glenn Jolodoro menyebut kendala utama bukan pada teknologi yang terus berkembang, melainkan kepedulian dan kecocokan kurikulum pendidikan dengan kebutuhan industri. “Jika target PLTS ingin tercapai, kita butuh lebih dari 300 ribu orang dari level teknisi sampai direktur. Tantangannya bagaimana mencetak manusia yang bisa mengisi peran-peran strategis tersebut dalam waktu cepat” ujarnya.

Lulusan Magister Ilmu Keberlanjutan Unpad tersebut melanjutkan, pemerintah harus segera menggandeng sekolah kejuruan dan program studi energi terbarukan agar link and match antara pendidikan dan kebutuhan industri bisa segera terjadi. “Pendidikan kita harus berlari secepat proyek ini dibangun. Kalau tidak, kita PLTS tidak akan menjadi solusi lapangan kerja di kalangan Gen Z”.

Di tengah sorotan global terhadap transisi energi dan ekonomi hijau, istilah green jobs bukan lagi jargon. Ia adalah realitas baru—dan peluang nyata bagi generasi muda. “Kalau Gen Z tidak ambil bagian hari ini, besok kursinya akan diisi tenaga kerja asing,” tambah Glenn.

Dengan semangat membangun ekosistem green jobs dari hulu ke hilir, Solar Academy Indonesia dan kolaborasi antara pemerintah, industri, serta lembaga pendidikan membuka pintu seluas-luasnya. Bagi Gen Z yang siap bergerak cepat, inilah momen tepat untuk mengasah keterampilan, merancang portofolio, dan merebut salah satu dari 300 ribu posisi penting dalam proyek PLTS terbesar dalam sejarah Indonesia.

Tag

Tagar Terkait

×
back to top