AI bisa terjemahkan komunikasi hewan

Di masa depan, kemungkinan manusia bakal bisa mengerti apa yang sedang dibicarakan oleh hewan. Hal ini bisa terjadi lantaran sejumlah peneliti dari Universitas Washington mengembangkan sebuah artificial intelligence bernama DeepSqueak yang dapat mengerti pola komunikasi tikus.

Sebagaimana diketahui, tikus merupakan salah satu hewan yang kerap menjalani eksperimen medis di laboratorium. Dilansir dari Digital Trends (22/2), kehadiran DeepSqueak akan memudahkan para peneliti tersebut untuk mengetahui tingkat stres yang dialami oleh tikus yang sedang menjalani eksperimen.

Namun perlu diketahui, kemampuan DeepSqueak tidak akan seperti penerjemah dalam film bertema sci-fi. Artificial intelligence ini akan berguna untuk menerjemahkan pola komunikasi tikus yang akan memperdalam pemahaman mengenai respon tikus terhadap rangsangan yang diberikan.

“Tikus mengekspresikan dirinya melalui gelombang ultrasonik yang terlalu tinggi bagi telinga manusia.” ujar John Neumaier, seorang profesor di Departemen Ilmu Psikiatri dan Perilaku. Ia juga menambahkan, di masa lalu peneliti akan merekam perilaku hewan untuk dapat mengerti perilakunya sepanjang tes dilakukan. Sayangnya, proses tersebut harus diulang, setidaknya selama 10 kali. Nah, DeepSqueak akan memangkas prosesnya menjadi jauh lebih cepat.

DeepSqueak dikembangkan oleh dua orang peneliti, Kevin Coffey dan Russell Marx. sebelumnya kedua peneliti ini menggunakan software untuk melakukan hal tersebut. Sayang, hasilnya kurang bisa dipercaya, terutama ketika ada banyak noise. Untuk diketahui, studi tersebut fokus pada aspek vokalisasi yang sederhana, seperti rentang frekuensi yang dapat berhubungan dengan status emosi tertentu.

Hingga saat ini memang belum dapat dijelaskan apa saja yang menjadi bahan pembicaraan hewan lab tersebut. Namun DeepSqueak disebut-sebut memilliki potensi untuk dikembangkan lebih jauh lagi.