×
Kanal
    • partner tek.id realme
    • partner tek.id samsung
    • partner tek.id acer
    • partner tek.id wd
    • partner tek.id wd
    • partner tek.id wd
    • partner tek.id wd

Xiaomi & Lenovo melonjak di CCTI 2025, JD.com terdepak

Oleh: Erlan - Senin, 28 April 2025 09:04

Lanskap persaingan teknologi di Tiongkok mengalami pergeseran signifikan pada 2025.

Xiaomi & Lenovo melonjak di CCTI 2025, JD.com terdepak

Lanskap persaingan teknologi di Tiongkok mengalami pergeseran signifikan pada 2025, berdasarkan riset terbaru IMD Tiongkok Company Transformation Indicator (CCTI) 2025. Xiaomi dan Lenovo mencuri perhatian dengan melesat ke peringkat 5 dan 4, sementara JD.com jatuh ke posisi 7 akibat tekanan persaingan e-commerce dan biaya logistik yang meningkat.

Xiaomi, produsen smartphone terkemuka, berhasil naik 10 peringkat dari posisi 15 ke 5 berkat diversifikasi bisnis dan investasi besar di R&D. Pada 2023, perusahaan menggelontorkan RMB 19,1 miliar untuk penelitian, naik 19,2% dari tahun sebelumnya. Tak hanya fokus pada IoT dan AI, Xiaomi juga merambah pasar kendaraan listrik (EV) yang sukses meraup pendapatan RMB 9,7 miliar di Q3 2024. Lebih dari 53% karyawannya (17.800 orang) didedikasikan untuk pengembangan teknologi pintar, memperkuat posisinya sebagai pemilik ekosistem AI terbesar di dunia.

Lenovo tak kalah gesit, melompat 6 peringkat ke posisi 4. Dominasinya di sektor komputasi AI dan infrastruktur cloud menjadi kunci kebangkitan. Perusahaan ini mampu menjawab lonjakan permintaan komputasi berperforma tinggi, didorong oleh maraknya aplikasi berbasis AI.

Di puncak, Tencent bertahan di peringkat 1 berkat strategi agresif dalam R&D. Investasi litbangnya naik dari RMB 61,4 miliar (2022) menjadi RMB 64 miliar (2023), terutama untuk pengembangan AI, cloud computing, dan inovasi live streaming di WeChat. Fitur belanja langsung saat siaran menjadi salah satu pendongkrak pendapatan.

Baidu meroket ke peringkat 2, menggeser Alibaba, berkat kemajuan dalam AI generatif ERNIE Bot dan teknologi autonomous driving. Sementara Alibaba tetap di posisi 3 dengan diversifikasi bisnis dan inovasi berbasis AI.

Di sisi lain, JD.com terpuruk ke peringkat 7. Penurunan ini disebabkan persaingan ketat di e-commerce, biaya logistik yang membengkak, dan tekanan dari platform ritel berbasis AI. IMD menilai, kegagalan JD.com dalam beradaptasi dengan dinamika pasar menjadi pelajaran bagi perusahaan lain.

Riset IMD CCTI 2025 menegaskan bahwa investasi di AI, cloud computing, dan layanan digital adalah kunci bertahan di tengah persaingan. Tencent, Xiaomi, dan Baidu membuktikan bahwa kolaborasi antara inovasi teknologi dan diversifikasi bisnis mampu mendongkrak dominasi pasar.

IMD, lembaga riset berbasis di Swiss, menyoroti bahwa transformasi bisnis yang lincah dan adaptif terhadap perubahan teknologi menjadi penentu utama kesuksesan perusahaan di era AI. Laporan lengkap riset ini dapat diakses melalui situs resmi IMD.

Tag

Tagar Terkait

×
back to top