Ubisoft Singapura Luncurkan Studio Blue, Bikin Pengembangan Game Makin Imersif dengan Teknologi Audio Mutakhir
Ubisoft Singapura perbarui Studio Blue dengan sistem Dolby Atmos dan monitor Neumann untuk tingkatkan kualitas audio game imersif.
Studio Blue Ubisoft Singapura untuk pengembangan audio game yang lebih imersif. dok. Ubisoft Singapura
Studio pengembangan game AAA di Asia Tenggara, Ubisoft Singapura meningkatkan fasilitas audio mereka dengan membangun Studio Blue, ruang produksi yang kini dilengkapi monitor studio Neumann dan sistem Dolby Atmos.
Pembaruan ini dirancang untuk menghadirkan kualitas audio imersif yang dapat memperkuat cerita atau storytelling dalam game.
Studio Blue kini menggunakan 11 unit Neumann KH 80 DSP dan subwoofer KH 810, menghadirkan presisi suara yang dibutuhkan untuk menciptakan desain audio yang mendalam dan detail.
Ubisoft Singapura menjadi studio game pertama di Asia Tenggara yang mengadopsi konfigurasi Dolby Atmos khusus untuk produksi game.
- RRQx7SINS Siap Angkat Nama Indonesia di Delta Force Invitational Warfare 2025
- GOGOGO School Championship Buka Peluang Pelajar SMA Masuk Ekosistem Esport Nasional Lewat Game MLBB
- Ini Deretan Game Indie Baru di Akhir Tahun, Marvel Cosmic Invasion hingga Game Horor Routine
- EA Tidak Rilis Game F1 26 Tahun Depan, Fokus pada Ekspansi Besar F1 25 untuk Musim 2026
Pembenahan fasilitas ini merupakan bagian dari upaya Ubisoft untuk membangun ruang kerja bernuansa masa depan (future proof), yang mampu mendukung proses penciptaan pengalaman bermain yang semakin kaya secara emosional dan spasial.
Sejak didirikan pada 2008, Ubisoft Singapura telah memainkan peran penting dalam berbagai judul besar, termasuk serial Assassin’s Creed dan sebagai pengembang utama Skull and Bones (2024).
Studio ini dikenal akan teknologi simulasi air dan gameplay bertema kelautan, yang kualitas atmosfernya sangat bergantung pada desain audio.
Ketika pandemi menunda rencana renovasi studio yang telah direncanakan sejak 2019, kepindahan ke kantor baru pada 2022 memberi momentum untuk merancang ulang ruang produksi audio dari awal.
Hasilnya adalah Studio Blue, yang kini beralih dari sistem 5.1 tradisional ke konfigurasi Dolby Atmos 7.1.4.
“Workflow berbasis objek 3D memungkinkan kami menciptakan pengalaman audio sesuai maksud kreatif dan bisa dinikmati pemain secara maksimal,” ujar Nicolas Ow, Associate Lead Audio Designer Ubisoft Singapura.
Tim audio Ubisoft ingin memastikan hasil mixing terdengar konsisten di berbagai perangkat konsumen, mulai dari speaker gaming hingga headset.
Setelah mengevaluasi berbagai opsi, mereka memilih Neumann KH 80 DSP karena keseimbangan ukuran, respons frekuensi, dan stabilitas kualitas suara.
“Ukuran yang lebih besar tidak selalu lebih baik. Yang kami butuhkan adalah konsistensi di seluruh sistem, terutama dalam lingkungan surround dan Dolby Atmos,” jelas Erik-Jon Evangelista, Audio Director Ubisoft Singapura.
Monitor berukuran kompak ini memungkinkan ruang tetap lapang dan nyaman untuk sesi kreatif dengan durasi panjang, tanpa mengorbankan ketepatan spasial suara.
Audio berperan sebagai elemen yang membangun kedalaman dunia digital. Jika visual menarik pemain ke dalam permainan, audio memberikan ruang, ketegangan, dan atmosfer di dalamnya.
“Game adalah bentuk escapism. Jika ada satu suara yang tidak tepat, imersi itu bisa hilang seketika,” imbuh Nicolas.
Dengan penjaminan posisi suara tiga dimensi, Dolby Atmos membantu pemain menangkap isyarat arah secara intuitif, penting dalam genre aksi dan petualangan.
“Audio terbaik adalah yang terasa, bukan yang diperhatikan. Ia memperkuat suasana, emosi, dan narasi tanpa menarik perhatian pada dirinya sendiri,” kata Erik.
Dalam 17 tahun, Ubisoft Singapura berkembang dari kurang dari 100 menjadi hampir 500 karyawan, sementara tim audio bertambah dari 4 menjadi 12 orang. Fasilitas audio kini memiliki tiga studio yang masing-masing menangani tahap produksi berbeda.
“Menjadi bagian dari pertumbuhan ini dan menempatkan Singapura di peta industri game global adalah kebanggaan tersendiri. Kami berkomitmen untuk terus berada di garis depan pengembangan audio game di kawasan ini,” pungkas Erik.









