Strava Gugat Garmin atas Paten Fitur Segments dan Heatmaps
Strava menggugat Garmin terkait paten fitur Segments dan Heatmaps, memicu konflik aneh antara dua raksasa teknologi kebugaran.
Aplikasi Strava.dok. Strava
Industri teknologi kebugaran tengah diguncang oleh kabar mengejutkan. Strava, aplikasi populer untuk pelacak aktivitas olahraga, resmi mengajukan gugatan hukum terhadap Garmin, produsen perangkat kebugaran, dengan tuduhan pelanggaran paten.
Dalam berkas gugatan yang dilaporkan The Verge, Strava menuduh Garmin melanggar paten miliknya atas dua fitur utama: Segments dan Heatmaps.
Selain itu, Strava juga menuding Garmin melanggar Master Cooperation Agreement dengan mengembangkan fitur peta panas (heatmap) milik sendiri.
Gugatan tersebut bahkan menuntut larangan permanen agar Garmin menghentikan penjualan produk yang mengusung fitur Segments dan Heatmaps, yang berarti hampir seluruh perangkat Garmin beserta aplikasi Garmin Connect bisa terancam.
Gugatan ini mengejutkan banyak pihak, mengingat Strava dan Garmin telah menjalin kemitraan selama hampir satu dekade. Keduanya dikenal memiliki integrasi erat dalam ekosistem pelacakan olahraga.
Namun, pengamat menilai peluang gugatan ini untuk menang cukup tipis. DC Rainmaker, salah satu analis terkemuka, menyebut timeline paten yang dimiliki Garmin dan Strava justru menunjukkan argumen Strava kemungkinan tidak kuat di pengadilan.
Yang lebih membingungkan, menurut catatan Strava sendiri, dugaan pelanggaran Garmin ini sudah berlangsung cukup lama. Namun baru sekarang Strava membawa kasus tersebut ke meja hijau.
Konflik semakin panas setelah Matt Salazar, Chief Product Officer Strava, menulis di forum Reddit. Ia menjelaskan langkah hukum ini dipicu aturan baru Garmin untuk mitra API.
Garmin disebut meminta agar logonya tercantum di setiap postingan aktivitas, layar, grafik, gambar, hingga kartu berbagi yang menggunakan datanya.
Salazar mengklaim langkah hukum ini bertujuan melindungi data pengguna. Namun banyak yang menilai alasan tersebut lebih mirip sengketa branding, di mana Strava menolak dominasi logo Garmin pada data yang dikumpulkan perangkatnya.
Meski perseteruan ini terlihat aneh, para pengguna kedua platform berharap tidak ada gangguan berarti. Baik Strava maupun Garmin sama-sama menjadi tulang punggung komunitas olahraga digital di seluruh dunia.









