sun
moon
Premium Partner :
  • partner tek.id telkomsel
  • partner tek.id realme
  • partner tek.id samsung
  • partner tek.id poco
  • partner tek.id acer
Jumat, 16 Nov 2018 11:27 WIB

Rasanya menjadi Product Manager perempuan pertama Google

Hanya 26% pekerja perempuan di dunia teknologi, dan di divisi product management, angkanya turun drastis hingga 5%.

Nancy Wang ingat saat ia duduk di rapat dengan para vendor. Ada selusin laki-laki paruh baya di hadapannya. Sepuluh menit pertama, rapat belum juga mulai. Nancy pun bertanya, apa yang menahan mereka untuk memulai rapat.

Nancy mengulang kembali ucapan salah satu pria di rapat tersebut, "Ini karena bos kamu tidak di sini," katanya meniru.

Padahal ia adalah satu-satunya perempuan pertama dan termuda yang menduduki jabatan Product Manager di Google Fiber (2014-2016). Ia adalah bosnya kala itu.

"Saya orang yang mengambil keputusan," katanya menjawab rapat tersebut.

Sang vendor yang mengetahui soal itu pun terkejut dibuatnya. Bagi Nancy, apa yang ia hadapi waktu itu sangat biasa. Setelah lebih dari satu dekade bekerja di sektor manajemen produk infrastruktur IT dan engineering, Nancy menyaksikan begitu sedikitnya peranan perempuan di industri teknologi.

Kini Nancy memegang peranan sebagai Lead Product Manager di startup Rubrik. Ia menjadi perempuan pertama yang memangku jabatan tersebut.

Berdasarkan data National Center for Women in Technology, perempuan hanya mengisi 26% tenaga kerja di bidang teknologi. Nancy menambahkan, di divisi manajemen produk, angkanya turun 5%.

Memang angka tenaga kerja perempuan ini bisa bertambah. Akan tetapi sangat berbeda artinya menambahkan tenaga kerja di divisi marketing dalam perusahaan teknologi, dengan perempuan yang bekerja di bagian teknis yang sesungguhnya.

Nancy melihat banyak perusahaan teknologi tidak beranjak ke arah itu. Faktanya perusahaan teknologi sebesar Google sendiri sangat seksisme.

1 November lalu, ribuan karyawan Google memprotes perusahaannya dalam hal aturan pelecehan seksual. Ini buntut dari laporan bahwa bos eksekutif laki-laki Google dituduh melakukan pelanggaran seksual. Akan tetapi sang bos diberi paket keluar dengan kompensasi jutaan dolar selama bertahun-tahun untuk menutupi skandal tersebut.

"Di satu sisi, Google punya grup pendukung yang baik," ungkap Nancy.

Akan tetapi di sisi lain, Google memiliki kekurangan yang nyata dalam membangun peranan perempuan. Nancy melihat Marissa Mayer dan Sheryl Sandberg sebagai contoh kepemimpinan perempuan yang luar biasa.

Nancy mengatakan, aksibilitas merupakan hal krusial untuk mementori dan membuktikan bahwa perempuan mampu berperan seperti yang mereka inginkan.

"Saya beruntung Direktur Produk saya dan Direktur Teknik, keduanya sangat mendukung," ujar Nancy.

Kendati begitu, ia bergantung pada mentor laki-laki yang tak memahami tantangan perempuan. Satu-satunya mentor perempuan Nancy adalah pimpinan di divisi bisnis, bukan di divisi teknologi.

"Sangat sulit untuk bersimpati dengan seseorang yang tidak sama dengan garis karir Anda," ujarnya.

Sebagai ganjaran karena seringkali berkolaborasi dengan laki-laki dalam karirnya, ia harus mempersiapkan presentasi dua kali lipat lebih keras. Dengan begitu ia tidak dianggap remeh ketika mengeluarkan ide di hadapan laki-laki. Tidak cuma berbekal poin-poin data, ia juga merekam hasil jajak pendapat konsumen mengenai fitur-fitur spesifik.

"Itu semua fakta-fakta pendukung yang saya tampilkan sebelum saya mengeluarkan ide saya," katanya.

Kendati begitu, Nancy tidak ingin perempuan mendominasi laki-laki. Ia bermimpi rasio perempuan dan laki-laki dalam peran-peran penting menjadi 50-50.

"Karena laki-laki menurut saya merupakan bagian esensial dalam disusi. Hanya ingin bicara diversitas di Direksi, 100% perempuan dalam Direksi bukanlah jawabannya,"

Share
×
tekid
back to top