Nintendo Diduga Jadi Target Baru Serangan Siber Kelompok Hacker Crimson Collective, Belum Ada Tanggapan Resmi
Kelompok hacker Crimson Collective diduga meretas Nintendo setelah menyerang Red Hat. Perusahaan belum beri pernyataan resmi soal kebocoran data.
Logo Nintendo. dok. Nintendo
Raksasa game asal Jepang, Nintendo, dikabarkan menjadi target terbaru serangan siber kelompok peretas internasional Crimson Collective.
Laporan ini pertama kali diungkap oleh firma intelijen siber Hackmanac, yang menyebut kelompok hacker tersebut telah mengunggah tangkapan layar berisi sejumlah folder bertajuk “Nintendo topic files.”
Dikutip dari Wccftech, mereka mengklaim telah berhasil mencuri data milik Nintendo, meski hingga saat ini perusahaan belum mengonfirmasi adanya kebocoran atau pelanggaran sistem keamanan.
Menurut laporan Hackmanac yang dirilis pada Sabtu (11/10) pukul 10.03 pagi waktu setempat, bukti yang diunggah kelompok tersebut belum dapat diverifikasi secara independen.
- EA Tidak Rilis Game F1 26 Tahun Depan, Fokus pada Ekspansi Besar F1 25 untuk Musim 2026
- Dihantam Gugatan Keamanan Anak, Roblox Wajibkan Verifikasi Usia untuk Akses Chat Mulai Januari
- Red Dead Redemption Rilis di Mobile 4 Desember, Eksklusif untuk Pelanggan Netflix
- Game Mobile Resident Evil: Survival Unit Bakal bisa Diunduh Mulai 18 November
Namun, mengingat rekam jejak Crimson Collective yang belakangan aktif menyerang berbagai perusahaan teknologi besar, dugaan ini tetap mendapat perhatian serius dari kalangan keamanan siber global.
Hanya dalam beberapa pekan terakhir, Crimson Collective sudah dikaitkan dengan beberapa serangan besar terhadap perusahaan teknologi.
Pada awal Oktober, kelompok ini mengaku berhasil meretas perusahaan perangkat lunak Red Hat, mencuri 570GB data dari repositori privat GitHub perusahaan tersebut.
Tak lama setelah itu, Red Hat mengonfirmasi insiden tersebut dan menyebut kelompok hacker itu sempat mengajukan permintaan tebusan (extortion demand).
Dengan pola serangan yang serupa, pakar keamanan menduga jika serangan terhadap Nintendo benar terjadi, kemungkinan besar kelompok tersebut juga melakukan tuntutan serupa terhadap perusahaan asal Kyoto itu.
Serangan terhadap perusahaan game bukan hal baru. Industri ini telah lama menjadi sasaran empuk bagi kelompok peretas, mengingat nilai ekonominya yang tinggi dan potensi bocornya proyek-proyek rahasia.
Pada 2023, studio pengembang Insomniac Games, kreator Marvel’s Spider-Man dan Marvel’s Wolverine, juga menjadi korban peretasan besar-besaran.
Insiden itu menyebabkan ribuan dokumen internal dan data pribadi karyawan bocor ke publik, menimbulkan kerugian reputasi dan keamanan yang signifikan.
Jika klaim Crimson Collective terhadap Nintendo terbukti benar, risikonya bisa jauh lebih besar. Nintendo dikenal memiliki sejumlah proyek rahasia yang sangat dijaga ketat, termasuk pengembangan perangkat keras generasi penerus Nintendo Switch dan beberapa gim eksklusif yang belum diumumkan.
Kebocoran data sekecil apa pun dapat berdampak pada strategi bisnis, jadwal rilis, dan bahkan nilai saham perusahaan.
Hingga berita ini ditulis, Nintendo belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait dugaan serangan ini.
Nintendo juga belum menanggapi permintaan klarifikasi dari media internasional mengenai keaslian tangkapan layar yang diunggah kelompok peretas tersebut.
Pihak Hackmanac menyebut verifikasi data yang diklaim sebagai milik Nintendo masih dalam tahap analisis, dan pihaknya belum menemukan bukti yang cukup kuat untuk memastikan kebocoran tersebut benar-benar terjadi.









