Netflix akui gunakan Generatif AI di The Eternaut
CEO Netflix, Ted Sarandos mengungkap bahwa mereka gunakan Generative AI di The Eternaut pada bagian VFX.
Netflix baru saja mengumumkan sebuah fakta yang sangat mengejutkan. Dalam sebuah pernyataan terbaru, mereka mengumumkan bahwa telah memanfaatkan generative AI dalam produksi efek visual (VFX) pada serial orisinal Argentina, The Eternaut, yang dirilis pada April 2025.
Kabar ini diungkapkan langsung oleh co-CEO Netflix, Ted Sarandos, dalam laporan keuangan perusahaan baru-baru ini. Menurut Sarandos, teknologi generative AI digunakan secara spesifik untuk menciptakan adegan bangunan runtuh di Buenos Aires, menggantikan proses konvensional yang biasanya melibatkan tim artis VFX, seperti dilansir dari laman Engadget (21/7).
Sarandos menyampaikan bahwa pencipta The Eternaut menginginkan adegan dramatis saat runtuhnya sebuah gedung, namun keterbatasan anggaran membuat proses tradisional dinilai tidak memungkinkan. Dengan memanfaatkan alat-alat generative AI, Netflix mampu menghadirkan efek tersebut dalam waktu yang sangat singkat — bahkan sepuluh kali lebih cepat dibanding workflow VFX tradisional. Sarandos menegaskan, hasilnya dinilai memuaskan dan layak tayang di layar.
"Menggunakan alat bertenaga AI, mereka dapat mencapai hasil luar biasa dengan kecepatan yang luar biasa," jelas Sarandos dalam earnings call. "Seketika, urutan VFX itu selesai sepuluh kali lebih cepat dari cara tradisional."
Inovasi ini menandai debut footage final generative AI dalam serial atau film orisinal Netflix, sekaligus menjadi purwarupa untuk efisiensi biaya produksi ke depan. Sarandos juga menyoroti bahwa pengambilan gambar tersebut tidak mungkin terealisasi tanpa AI, mengingat keterbatasan dana produksi serial.
Penggunaan AI generatif dalam industri hiburan menuai reaksi keras dari kalangan pekerja kreatif. Sejumlah serikat pekerja seperti SAG-AFTRA memasukkan isu perlindungan terhadap AI dalam tuntutan mereka selama aksi mogok industri baru-baru ini. Sementara itu, film nominasi Oscar The Brutalist juga sempat mendapat kritik karena penggunaan AI dalam proses produksinya.
Di sisi lain, muncul kekhawatiran etis dan hukum terkait data pelatihan yang digunakan oleh model AI generatif—terutama jika materi berhak cipta dijadikan sumber tanpa izin dari pencipta aslinya. Perdebatan ini masih terus berlangsung, seiring banyak kreator yang menolak normalisasi penggunaan AI karena risiko terhadap pekerjaan dan orisinalitas karya manusia.
Netflix secara terbuka terus menanamkan investasi pada teknologi AI. Selain VFX produksi, perusahaan ini berencana memanfaatkan generative AI untuk membuat iklan pada layanan ad-supported serta tengah menguji fitur pencarian baru berbasis model OpenAI. Upaya ini memperlihatkan tekad Netflix untuk semakin efisien di sisi produksi dan layanan digitalnya—meski langkah tersebut mendapat penolakan dari sebagian pelaku industri.









