Telkomsel & Pegaunihan pacu Smart Factory dengan 5G di Batam
Telkomsel menyediakan solusi 5G Private Network SA yang dirancang khusus untuk mendukung konektivitas andal dan aman di seluruh area produksi.
Dalam upaya mempercepat transformasi digital sektor manufaktur, Telkomsel bersama PT Pegaunihan Technology Indonesia—anak perusahaan Pegatron, raksasa manufaktur elektronik global—meluncurkan jaringan 5G Private Network Standalone (SA) di fasilitas Smart Factory Batam. Kolaborasi strategis ini didukung penuh oleh Kementerian Perindustrian RI, menandai langkah konkret dalam meningkatkan daya saing industri nasional melalui integrasi teknologi Internet of Things (IoT) dan Artificial Intelligence (AI).
Telkomsel menyediakan solusi 5G Private Network SA yang dirancang khusus untuk mendukung konektivitas andal dan aman di seluruh area produksi. Jaringan ini memungkinkan integrasi ribuan sensor IoT dan mesin produksi secara real-time, didukung oleh 1.200 kartu SIM IoT untuk pemantauan kinerja mesin, pengendalian proses, dan analitik data. Tak hanya itu, jaringan 5G Public Network juga dihadirkan untuk meningkatkan produktivitas karyawan melalui koneksi cepat dan stabil.
Menurut Wong Soon Nam, Direktur Planning & Transformation Telkomsel, kolaborasi ini merupakan tindak lanjut dari Nota Kesepahaman (MoU) yang ditandatangani di Mobile World Congress 2025. “Solusi 5G kami dirancang untuk meningkatkan efisiensi operasional, produktivitas, dan daya saing manufaktur Indonesia di era Industri 4.0,” ujarnya.
Data Kementerian Perindustrian RI menunjukkan bahwa sektor manufaktur menyumbang 18,98% terhadap PDB nasional dan menyerap lebih dari 2,45 juta tenaga kerja pada 2024. Investasi di sektor ini mencapai Rp721,3 triliun, tumbuh 20,8% secara year-on-year. Setia Diarta, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Kemenperin, menyatakan bahwa adopsi teknologi 5G akan memperkuat posisi Indonesia di peta manufaktur global. “Transformasi digital adalah kunci untuk memastikan industri nasional tetap kompetitif,” tegasnya.
Deloitte dalam 2025 Manufacturing Industry Outlook menempatkan 5G sebagai salah satu teknologi dengan ROI tertinggi, sejalan dengan cloud dan generative AI. Lebih dari 30% produsen global berencana mengadopsi 5G dalam tiga tahun ke depan. Keunggulan latensi rendah dan bandwidth tinggi pada 5G memungkinkan otomasi cerdas, pemeliharaan prediktif, dan optimalisasi rantai pasok.