Teknologi Nvidia RTX sudah dukung 500 game

Teknologi Nvidia RTX, rangkaian revolusioner dalam dunia game PC, telah melewati tonggak sejarah yang signifikan, kini mendukung lebih dari 500 game dan aplikasi. Sejak diluncurkan pada tahun 2018, RTX telah bertransformasi dari fitur khusus menjadi aspek mendasar dalam pengalaman bermain game. Hal ini mencakup fitur-fitur mutakhir seperti ray tracing, AI, dan upscaling, yang telah mengubah ekspektasi dan kemungkinan dalam visual game.

Dilansir dari Gizmochina (6/12), ray tracing dan Deep Learning Super Sampling (DLSS) adalah landasan teknologi RTX. Saat ini, 380 game menggunakan ray tracing atau DLSS dalam kapasitas tertentu. Namun hanya dua game yaitu Alan Wake 2 dan Cyberpunk 2077 yang saat ini memanfaatkan kemampuan penuh path ray tracing dan DLSS 3.5 dengan ray reconstruction. Game-game ini menampilkan peningkatan visual yang menakjubkan, terutama saat dimainkan pada kartu grafis bertenaga seperti RTX 4090.

Peralihan Nvidia dari seri GTX ke RTX pada tahun 2018 menandai komitmennya terhadap ray tracing sebagai masa depan teknologi grafis. Namun, penerapan awal ray tracing berjalan lambat, sebagian karena sifatnya yang menuntut GPU. Untuk mengatasi hal ini, Nvidia memperkenalkan DLSS, sebuah teknologi peningkatan berbasis AI, yang meningkatkan kinerja, terutama ketika ray tracing diaktifkan.

Awalnya, penyertaan fitur RTX dalam game memerlukan sumber daya yang besar dari pengembang, sehingga menimbulkan keraguan tentang adopsi teknologi ini secara luas. Meskipun demikian, RTX telah memantapkan dirinya di dunia game.

Kemajuan dari DLSS 1 ke DLSS 2, dan kini DLSS 3, yang mencakup Frame Generation, merupakan bukti inovasi berkelanjutan Nvidia. Dengan diperkenalkannya teknologi serupa oleh pesaing seperti AMD, Frame Generation siap menjadi kebutuhan pokok dalam game PC.