Studi Apple: AI bisa nyerah ketika masalah terlalu susah

Oleh: Erlan - Selasa, 10 Juni 2025 10:01

Apple mengungkapkan keterbatasan fundamental pada kemampuan penalaran AI canggih.

Penelitian terbaru yang dilakukan oleh tim Machine Learning Research di Apple mengungkapkan keterbatasan fundamental pada kemampuan penalaran AI canggih. Studi ini menguji empat model AI terkemuka—termasuk varian dari OpenAI, DeepSeek, Claude, dan Google Gemini—dengan menggunakan serangkaian teka-teki logika yang dirancang secara khusus.

Dilansir dari HardwareZone, teka-teki tersebut dipilih karena memungkinkan pengujian proses penalaran melalui berbagai tingkat kompleksitas, dari yang sederhana hingga sangat kompleks .

Pada tingkat kesulitan rendah, semua model menunjukkan performa yang mengesankan. Model-model AI mampu memecahkan teka-teki dengan efisien, menggunakan token secara optimal dan menghasilkan jawaban yang akurat. Pada fase ini, sistem tampak “berpikir” secara konsisten dan menjawab permasalahan yang ada secara tepat.

Namun, ketika teka-teki ditingkatkan ke tingkat kompleksitas menengah, perbedaan performa mulai terlihat. Model dengan mekanisme penalaran bawaan (reasoning) menunjukkan keunggulan lebih signifikan dibandingkan dengan model Large Language Model (LLM) standar yang mengandalkan pencocokan pola dari data latih .

Fenomena menarik terjadi ketika tingkat kesulitan mencapai level tinggi. Meskipun diberikan sumber daya komputasi yang cukup, model-model AI tersebut justru “menyerah” di tengah proses perhitungan. Mereka sempat menghabiskan sejumlah token untuk melanjutkan proses penalaran, namun pada akhirnya tiba-tiba berhenti bekerja, seolah mengakui bahwa permasalahan tersebut terlalu kompleks untuk diselesaikan.