Serangan malware untuk bobol kata sandi meningkat 60 persen

Oleh: Nur Chandra Laksana - Senin, 29 Jul 2019 18:20 WIB

Para peneliti keamanan menyebutkan, selama satu tahun terakhir terlihat peningkatan yang signifikan dalam serangan untuk membobol kata sandi pengguna internet.

Ilustrasi Serangan Siber (Pixabay)

Di zaman yang serba digital ini, informasi terkait data digital merupakan ladang minyak terbaru. Banyak perusahaan yang berlomba-lomba mendapatkan data digital untuk mendukung bisnis mereka terus bergerak maju.

Hal ini membuat para peretas semakin rajin dan inovatif dalam mengambil data masyarakat umum secara ilegal. Alhasil, dalam sebuah laporan terbaru dari tim Kaspersky, kejahatan malware meningkat hingga 60 persen.

Cnet (29/7) melaporkan, pada tahun lalu, mereka mencatat ada sekira 600 ribu konsumen yang menjadi sasaran malware pencuri kata sandi. Dan pada tahun ini, mereka menemukan ada lebih dari 940 ribu pengguna yang terserang malware tersebut.

Para peretas pun membuat malware trojan pencuri atau alat pencuri kata sandi yang menargetkan data sensitif seperti nomor kartu kredit dan informasi pengisian otomatis melalui kerentanan peramban.

Dari para pengguna yang menemukan jenis malware ini, 25 persen terinfeksi Azorult. Diketahui, Azorult merupakan salah satu pencuri kata sandi yang paling umum dibeli dan dijual di forum Rusia, menurut laporan tersebut.