Serangan malware di Indonesia jadi salah satu yang tertinggi di Asia Pasifik

Oleh: Nur Chandra Laksana - Minggu, 28 Jun 2020 10:34 WIB

Dalam data Security Endpoint Threat Report 2019 yang dilakukan oleh Microsoft, serangan malware Indonesia jadi salah satu yang tertinggi di Asia Pasifik.

Ilustrasi serangan peretas (Pixabay)

Microsoft baru saja mempublikasikan hasil riset Security Endpoint Threat Report 2019 di Asia Pasifik. Dalam laporan ini, Indonesia disebut memiliki tingkat malware tertinggi di kawasan tersebut.

Temuan ini berasal dari analisis dari berbagai sumber data Microsoft yang terdiri dari 8 triliun sinyal ancaman. Mereka telah mengumpulkan dan menganalisis data tersebut selama 12 bulan, hingga Desember 2019.

"Ketika pertahanan keamanan berkembang dan penyerang mengandalkan teknik-teknik baru, akses unik Microsoft ke miliaran sinyal ancaman setiap hari memungkinkan kami untuk mengumpulkan data dan insights untuk menginformasikan respon kami terhadap serangan siber," kata Assistant General Counsel, Microsoft Digital Crimes Unit, Microsoft Asia, Mary Jo Schrade dalam siaran pers yang diterima redaksi Tek.id.

"Laporan Microsoft Security Endpoint Threat bertujuan untuk menciptakan pemahaman yang lebih baik tentang gambaran ancaman yang berkembang dan membantu organisasi meningkatkan tingkat keamanan siber mereka dengan mengurangi dampak serangan yang semakin canggih."

Disebutkan oleh laporan ini, wilayah Asia Pasifik terus mengalami tingkat kasus yang lebih tinggi dari rata-rata dunia untuk serangan malware yang mencapai 1,6 kali lebih tinggi dan ransomware yang mencapai 1,7 kali lebih tinggi.