RI tandatangani MoU senilai Rp138 T dengan perusahaan baterai listrik LG

Oleh: Zhafira Chlistina - Rabu, 30 Des 2020 15:15 WIB

RI telah menandatangani MoU dengan unit perusahaan LG Group, LG Energy Solution terkait baterai listrik senilai Rp138 triliun.

Source: Phys

Indonesia (RI) dilaporkan bekerja sama dengan LG Energy Solution dalam pengadaan baterai kendaraan listrik (EV). Dikutip dari Reuters (30/12), nota kesepahaman (MoU) dengan unit perusahaan LG berisi tentang kesepatakan investasi baterai kendaraan listrik (EV). Disampaikan oleh kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Indonesia Bahlil Lahadalia, investasi ini senilai USD9,8 miliar atau sekitar Rp138 triliun.

Kesepakatan yang ditandatangani pada 18 Desember itu mencakup investasi di seluruh rantai pasokan EV. Bahlil mengatakan bahwa kesepakatan tersebut menjadikan Indonesia sebagai negara pertama di dunia yang mengintegrasikan industri baterai listrik dari pertambangan hingga memproduksi baterai lithium mobil listrik.

“Kami sudah menandatangani MoU pembangunan pabrik baterai listrik terintegrasi dari hulu hingga hilir,” kata Bahlil, “Tambang, smelter, prekurson, katoda, mobil, hingga fasilitas daur ulang akan dibangun di Indonesia.”

Seperti diketahui, RI memiliki sumber daya nikel terbesar di dunia. Pemerintah bahkan akan melarang semua ekspor nikel pada Januari mendatang agar lebih banyak diproses di dalam negeri. Dengan besarnya potensi salah satu bahan terpenting dalam pembuatan baterai, Indonesia pun sering disebut sebagai tujuan investasi perusahaan baterai dan kendaraan listrik.

Proyek baterai ini akan ditempatkan di Maluku Utaran dan Jawa Tengah. Berdasarkan nota kesepahaman, setidaknya 70% bijih nikel yang digunakan untuk memproduksi baterai EV harus diproses di RI. Pemrosesan ini menjadi rencana awal RI untuk digunakan dalam baterai lithium. Nantinya, proses tersebut menjadi upaya untuk memproduksi dan mengekspor kendaraan listrik.