Platform elearning pun terancam serangan siber

Oleh: Hieronimus Patardo - Kamis, 03 Des 2020 15:30 WIB

Selama pandemi, aktivitas online kerap dibayang-bayangi serangan pelaku kejahatan siber, tidak terkecuali platform untuk konferensi video dan belanja secara online.

Bukan rahasia lagi kalau serangan siber makin merajalela kala semua dilakukan secara online selama pandemi melanda dunia. Layanan pembelajaran via online nyatanya tidak luput dari incaran pada pelaku kejahatan siber ini. Bahkan di Juni 2020 lalu, jumlah serangan DDoS yang mempengaruhi sumber daya pendidikan meningkat setidaknya sebanyak 350 persen dibandingkan bulan yang sama di 2019.

Untuk diketahui, dalam serangan penolakan layanan (DoS), para pelaku kejahatan siber berusaha membanjiri server jaringan dengan permintaan layanan sehingga server terhenti dan menolak akses pengguna. Serangan DDoS termasuk sangat merusak karena dapat berlangsung selama beberapa hari hingga beberapa minggu, sehingga menyebabkan gangguan pada operasi organisasi. Dalam kasus sumber daya pendidikan, itu akan menolak akses siswa dan staf untuk mendapatkan materi penting.

Kaspersky Security Network (KSN) melaporkan adanya lonjakan tajam dalam jumlah pengguna di Asia Tenggara yang menghadapi ancaman yang menyamar sebagai platform e-learning dan konferensi video selama tiga kuartal pertama tahun 2020. Aplikasi dan alat tersebut termasuk Moodle, Zoom, edX, Coursera, Google Meet, Google Classroom, dan Blackboard.

Kaspersky mengklaim bahwa di kuartal kedua 2020, jumlah pengguna yang berhasil dilindungi dari serangan online adalah sebanyak 1483. Jumlah ini melonjak drastis dari kuartal sebelumnya yang hanya berjumlah 131 saja. Ini menunjukkan adanya lonjakan serangan ancaman online selama kuartal kedua 2020. Uniknya ini hanyalah ancaman yang terjadi di platform pendidikan virtual dan aplikasi konferensi video online. 

“Peningkatan empat digit dalam jumlah pengguna yang kami amankan dari berbagai ancaman online membuktikan bahwa pelaku kejahatan siber sangat menyadari betul akan celah baru yang dapat mereka manfaatkan untuk membidik sektor pendidikan yang sudah memikul beban cukup berat sebelumnya. Transisi online yang dipaksakan namun diharuskan ini telah membuat para pengajar kewalahan dan khawatir, yang juga berarti mereka lebih rentan menjadi mangsa trik rekayasa sosial yaitu sebuah metode lama namun efektif, seperti phishing dan scam,” kata Yeo Siang Tiong, General Manager untuk Asia Tenggara di Kaspersky .