Palo Alto Networks kenalkan fitur baru PAN-OS 10.1

Oleh: Zulfikar Hardiansyah - Rabu, 21 Jul 2021 15:42 WIB

Palo Alto Networks mengenalkan beberapa fitur terbaru yang ada di software firewall besutannya. Dalam pembaruan kali ini, perusahaan menerapkan Zero Trust Security.

Palo Alto Networks baru-baru ini telah meluncurkan versi terbaru dari next-generation firewall (NGFW) PAN-OS 10.1. Perangkat lunak firewall ini diperkenalkan sebagai solusi untuk mengatasi masalah keamanan siber, seperti peretasan yang banyak muncul akibat menjamurnya serangan ransomware. Adi Rusli, Country Manager Palo Alto Networks Indonesia, mengatakan bila PAN-OS 10.1 yang diperbarui, kini dapat beradaptasi dengan aktivitas perusahaan yang banyak menggunakan mode cloud untuk mendeteksi, mencegah dan mengatasi serangan siber secara cepat.

“Solusi ini memberikan kinerja yang tinggi mengurangi kompleksitas yang ada, baik dari sisi implementasinya, monitoringnya, bahkan bisa memampukan user untuk melakukan akses baik itu mereka di dalam jaringan, maupun di luar jaringan ke aplikasi perusahaan mereka, dalam mode cloud secara aman” katanya.

Dia menjelaskan, Palo Alto Networks memiliki empat solusi terbaru dalam memberikan layanan perlindungan keamanan siber, mencakup SaaS Security, Web Security, Cloud Identity, dan ML-Powered NGFW Platforms. Dengan menerapkan Zero Trust Security, PAN-OS 10.1 akan lebih ketat untuk memblokir serangan aktivitas yang mencurigakan dari sebuah aplikasi atau web.

Sementara itu secara lebih detail, Yudi Arijanto, Director Systems Engineering Palo Alto Networks Indonesia, menjelaskan lebih lanjut mengenai solusi terbaru dalam perlindungan keamanan siber yang ditawarkan untuk pelanggan perusahaan. Ia mengatakan solusi SaaS Security akan memungkinkan pelanggan perusahaan untuk mengontrol penggunaan aplikasi yang memang dibutuhkan dan aman, sedangkan yang tidak dibutuhkan, akan diblokir otomatis.

Untuk Web Security, PAN-OS 10.1 memiliki mesin yang dapat mendeteksi situs web berbahaya secara prediktif. Jadi, bisa lebih dulu untuk mencegah perusahaan dari serangan malware baru yang bisa berkamuflase dalam captcha atau DNS.