Microsoft akuisisi Activision Blizzard, ini plus minusnya

Oleh: Nur Chandra Laksana - Rabu, 19 Jan 2022 16:31 WIB

Pada kesempatan kali ini, kami akan membahas potensi apa saja yang ditimbulkan atas proses akuisisi Activision Blizzard oleh Microsoft.

Belum ada satu bulan kita menapakkan kaki di tahun 2022, Microsoft telah mengejutkan gamer dengan berita akuisisi terhadap Activision Blizzard. Padahal, perusahaan tersebut sedang mengalami gonjang ganjing yang melibatkan petinggi perusahaan tersebut. Namun, meski isu gonjang ganjing masih melekat pada Activision, berita ini menarik dibahas dikarenakan Microsoft menggelontorkan uang yang tak sedikit, yakni sekitar USD68,7 miliar atau sekitar Rp983,4 triliun.

Microsoft harus berbenah secara besar-besaran setelah merangkumkan akuisisi ini. Sebab, mereka mengatakan bahwa CEO Activision Blizzard saat ini, Bobby Kotick akan tetap memegang jabatan tersebut setelah akuisisi. Keputusan ini tentunya sangat berani dan khawatirnya akan memancing banyak reaksi, mengingat Kotick saat ini mendapatkan tekanan yang besar dari karyawan dan pemilik saham, karena kasus dugaan pelecehan seksual yang dia lakukan di perusahaan beberapa waktu lalu.

Bukan sampai di situ saja, namun perusahaan gim tersebut juga telah memiliki cap yang sangat buruk. Activision Blizzard disebut memiliki lingkungan kerja yang toxic, dan disebut sebagai tempat berkembang bagi para peleceh seksual. Tak sampai di situ saja, namun protes besar juga baru-baru ini dilakukan karyawan dari salah satu anak perusahaan mereka, yakni Raven. Pengembang waralaba Call of Duty ini melakukan aksi walk-out, sebagai bentuk protes terhadap perlakukan buruk bagi pekerja di bidang QC.

Meski begitu, ada beberapa peraturan tegas yang dibuat oleh Microsoft setelah proses akuisisi ini berakhir. Activision Blizzard diharuskan untuk melaporkan bisnis mereka secara berkala ke CEO Xbox, Phil Spencer seperti dikutip dari Tom’s Guide (19/1).

Spencer mengatakan, dia ingin menjadikan komunitas gim sebagai komunitas yang sehat, dimana setiap gamer dapat menikmati pengalaman bermain gim tanpa harus mendapatkan diskriminasi. “Sebagai sebuah perusahaan, Microsoft berkomitmen untuk perjalanan kami untuk dimasukkan dalam setiap aspek permainan, baik di antara karyawan dan pemain. Kami berharap dapat memperluas budaya inklusi proaktif kami ke tim-tim hebat di seluruh Activision Blizzard,” kata Spencer.