Kaspersky catat pertumbuhan di Asia Tenggara

Oleh: Hieronimus Patardo - Selasa, 21 Jan 2020 15:06 WIB

Meskipun sejumlah negara di kawasan Asia Tenggara memiliki tingkat kematangan TI dan tahapan ekonomi berbeda, namun perusahaan di kawasan ini sudah mulai sadar pentingnya pendekatan multi-lapisan terhadap keamanan siber. 

Source: Google

Kaspersky baru saja mengumumkan pertumbuhan tiga digit perusahaan tersebut di Asia Tenggara pada segmen solusi enterprise. Perusahaan ini mencatat peningkatan lebih dari dua kali lipat pada segmen solusi enterprise di wilayah Asia Tenggara dibandingkan pada tahun 2018 lalu. 

Untuk diketahui, pendorong utama dalam segmen tersebut adalah solusi bisnis utama perusahaan, seperti Kaspersky Threat Intelligence dan Kaspersky Anti-Targeted Attack. Keduanya merupakan portofolio dari Kaspersky Cybersecurity Services. Layanan ini ditujukan untuk memberikan keamanan siber bagi perusahaan di kawasan Asia Tenggara. 

“Ketika kita berbicara tentang keamanan siber sejati, itu melibatkan kombinasi solusi dan layanan profesional yang dapat mencakup empat tahap serangan keamanan siber, yaitu memprediksi, mencegah, mendeteksi, dan merespons. Hasil di tahun 2019 untuk solusi perusahaan jelas membuktikan semakin banyak pemangku kepentingan perusahaan di wilayah ini percaya pada keahlian dan kemampuan kami dalam memberikan keamanan bagi sistem dan jaringan mereka dari ancaman paling umum hingga serangan paling canggih,” kata Yeo Siang Tiong, General Manager Kaspersky untuk Asia Tenggara.

Terkait pertumbuhan tersebut, Managing Director Kaspersky untuk Asia Pasifik, Stephan Neumeier mengatakan bahwa meskipun sejumlah negara di kawasan Asia Tenggara memiliki tingkat kematangan TI dan tahapan ekonomi berbeda, namun perusahaan di kawasan ini sudah mulai sadar pentingnya pendekatan multi-lapisan terhadap keamanan siber. 

Untuk diketahui, solusi Kaspersky di Singapura tercatat mengalami pertumbuhan sebesar tiga digit. Sementara di Malaysia, Filipina dan Thailand, pertumbuhannya mencapai dua digit. Sedangkan jumlah gabungan Vietnam, Kamboja dan Myanmar membukukan peningkatan satu digit dibandingkan tahun 2018.