Kaspersky bahas solusi dalam tingkatkan pertahanan rantai pasokan TIK di Asia Pasifik

Oleh: Erlanmart - Jumat, 21 Jan 2022 18:33 WIB

Agar dapat memetakan berbagai kemungkinan solusi untuk meningkatkan ketahanan rantai pasokan TIK di kawasan Asia Pasifik, Kaspersky mengadakan Forum Kebijakan Online APAC.

Selama dua tahun terakhir, kawasan Asia-Pasifik (APAC), telah mengalami lompatan digitalisasi besar-besaran sebagai akibat dari pandemi. Mengingat ketergesaan dan urgensinya, langkah-langkah keamanan siber kerap terlewat sebagai bagian prioritas utama, yang mengakibatkan beberapa serangan rantai pasokan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) tingkat tinggi tahun lalu.

Dunia telah melihat beberapa insiden profil tinggi di mana penjahat dunia maya memanfaatkan kelemahan vendor TIK, dan menggunakannya sebagai landasan peluncuran serangan di mana terdapat banyak target lain dalam satu gerakan. Perusahaan keamanan siber global, Kaspersky, melihat tren ini akan terus berlanjut karena para pelaku kejahatan siber mencoba untuk lebih memonetisasi ancaman ini.

“Dalam dua tahun terakhir telah terjadi gelombang serangan baru yang mengeksploitasi kerentanan kritis dalam rantai pasokan TIK. Saat pelaku ancaman mengembangkan teknik dan taktik mereka, kami memperkirakan serangan rantai pasokan akan menjadi tren yang berkembang pada tahun 2022 dan seterusnya,” kata CEO Kaspersky, Eugene Kaspersky.

Untuk memetakan berbagai kemungkinan solusi untuk meningkatkan ketahanan rantai pasokan TIK di kawasan ini, Kaspersky mengadakan Forum Kebijakan Online APAC keempat yang mengumpulkan harapan industri dan kebijakan terkemuka dengan menghadirkan narasumber terbaik.

“Jumlah serangan terhadap mereka yang bekerja di rantai pasokan telah meningkat, sangat ditargetkan, lebih rentan dan berisiko daripada sebelumnya. Serangan rantai pasokan sulit ditangani karena desain malware-nya yang tetap tersembunyi di antara sistem yang terinfeksi dan perangkat pengguna. Terutama di lingkungan saat ini, negara-negara perlahan pulih dari pandemi dan mulai bergerak menuju transformasi digital.” kata Chief Executive Officer Cybersecurity Malaysia, Dr Haji Amirudin Abdul Wahab.