Kaspersky: Asia Tenggara jadi sasaran kejahatan cyber di 2020

Oleh: Nur Chandra Laksana - Senin, 04 Jan 2021 14:53 WIB

Sepanjang 2020, kejahatan cyber seperti phishing, cryptomining, ransomware, dan DDoS banyak terjadi di Asia Tenggara.

Credit : Pixabay

Sejak pandemi virus Corona mencuat pada awal 2020 lalu, jumlah pengguna internet di seluruh dunia, terutama di Asia Tenggara meningkat drastis. Bahkan, sebuah laporan terbaru menunjukkan bahwa untuk pertama kalinya, ada 40 juta pengguna internet di Asia Tenggara beraktivitas online secara rutin tahun ini.

Ada tiga negara yang memiliki peningkatan pengguna online terbanyak di Asia Tenggara. Ketiga negara tersebut diantaranya berasal dari Malaysia, Indonesia, dan Filipina, yang didominasi dari daerah di luar kota besar.

Hal ini membuat para penjahat dunia maya mendapatkan target yang cukup empuk. Sebab, kebanyakan pengguna marketplace merupakan pengguna baru, dan lebih mudah untuk ditipu.

Hasil pemantauan Kaspersky sepanjang 2020 menunjukkan bahwa serangan dunia maya teratas di Asia Tenggara adalah cryptomining, penipuan phishing, ransomware bertarget, dan DDoS (penolakan layanan terdistribusi). 

Jenis serangan ini merupakan jenis serangan yang sudah dilakukan para penjahat digital selama beberapa tahun belakangan ini. Dan sepertinya, serangan-serangan tersebut terbukti efektif karena pelaku kejahatan siber hanya perlu memanfaatkan faktor terlemah, yakni manusia.