Intel masih kesulitan memproduksi prosesor mutakhir

Oleh: Nur Chandra Laksana - Rabu, 24 Okt 2018 10:12 WIB

Semakin kecil dan mampat jumlah transistor di ruang yang sangat kecil, semakin besar kemampuan sebuah prosesor. Sayang, prosesor Intel masih terjebak teknologi pabrikasi 4 tahun silam.

source : the verge

Jika Anda seorang penggemar teknologi, pastinya tak asing bukan dengan teori Moore Law? Ya, teori yang diciptakan oleh Gordon Moore pada 1965 tersebut merupakan rumus mengenai kemampuan sebuah prosesor yang meningkat seiring semakin mampatnya jumlah transistor di ruang yang sangat kecil. Moore sendiri merupakan salah satu insinyur dari Intel pada kala itu.

Selama beberapa tahun ke belakang, perusahaan semikonduktor besar seperti Intel dan AMD telah membuktikan jika hukum tersebut masih relevan di zaman modern ini. Hal ini masih terjadi melalui prosesor Intel generasi kesembilan dengan teknik fabrikasi 14nm.

Memang, teknologi fabrikasi ini sudah mereka gunakan semenjak 2104 silam. Para antusias dan pengamat teknologi pun tidak mengharapkan peningkatan yang tinggi. Mereka menerka jika peningkatan 10 persen saja sudah sangat baik.

Hal ini karena beberapa faktor, salah satunya adalah inovator mulai beralih menggunakan solder thermal interface material (STIM) dan mulai meninggalkan konduktor berupa pasta. Keputusan ini membuat transfer panas jadi lebih baik.

Tetapi, sebagian besar, prosesor ini merupakan produk yang sama selama empat tahun terakhir, hanya intinya saja yang lebih banyak. Alasannya cukup sederhana, Intel hingga saat ini masih belum menemukan cara membuat teknologi fabrikasi 10nm untuk prosesor mereka.

Tag