Ini perbedaan Valorant dengan gim first-person shooter lain

Oleh: Dinda Ayu Widiastuti - Rabu, 08 Apr 2020 14:27 WIB

Valorant akan menggunakan server dengan kemampuan 128 tick, latensi 35ms, serta waktu membidik musuh yang disesuaikan untuk memberikan pengalaman bermain yang adil.

Source: Dexerto

Developer gim Valorant baru-baru ini berbicara tentang bagaimana mereka berencana untuk membuat sesuatu yang berbeda, menghilangkan frustrasi para gamer. Dilansir dari Polygon (8/4), menurut tim pengembang senior software Valorant, David Straily, menyebutkan bahwa salah satu fokus utama Riot dengan Valorant adalah konsep yang kompetitif. Hal ini dipercaya dapat menarik gamer dengan memberikan sistem yang dapat dipercaya.

"Kompetitif adalah hal yang terpenting pada sebuah gim yang Anda mainkan, Anda menang atau kalah, Anda yang mengendalikan hasil itu. Bukan karena kesalahan komputer, internet, atau server game, Anda mengendalikan nasib Anda sendiri. Mungkin untuk menang di gim kami akan sulit untuk dilakukan, namun tetap adil. Itulah jaminan yang ingin kami berikan," kata Straily.

Diketahui server Valorant akan menggunakan 128 tick server, yang membuat mereka akan berkomunikasi dengan klien mereka dua kali lebih cepat. Ini lebih tinggi dibandingkan gim first-person shooter lainnya, yang menggunakan server standar 64 tick. Dengan server tick yang lebih tinggi ini, diklaim dapat membuat pergerakan yang mulus, karena server menerima pembaruan dua kali lebih banyak untuk memperbarui pergerakan lokasi pemain.

Hal ini juga mempengaruhi waktu membidik yang lebih singkat, tetapi juga membuat berjalan tampak lebih alami dan dapat diprediksi. Tak hanya itu, hal tersebut juga memudahkan Riot untuk memastikan bahwa setiap peluru yang ditembakkan di Valorant terdaftar dengan benar. Jadi 128 tick server Valorant menjadi standar yang membedakannya dari gim lainnya. 

Selain server, tim Valorant memiliki rencana untuk memiliki latensi di bawah 35 milidetik pada sebagian besar pemain di wilayah tertentu, seperti Amerika Utara dan Eropa. Pasalnya pada kebanyakan gim, latensi beergantung pada seberapa jauh pemain dari server dan seberapa kuat koneksinya. Namun, di Valorant, Riot sedang menyebar pusat data di seluruh dunia, termasuk empat di Amerika Serikat, dengan harapan menciptakan latensi yang konsisten untuk dimainkan oleh banyak pemain.