Industri VOD kawasan Asia bakal terima investasi USD10,1 miliar

Oleh: Dinda Ayu Widiastuti - Rabu, 31 Okt 2018 15:16 WIB

Penyedia layanan video-on-demand (VOD) diperkirakan akan mendapat investasi hingga USD10,1 miliar di Asia pada tahun 2022.

Source: Hoist Group

Berdasarkan laporan firma konsultan strategi dan ekonomi, AlphaBeta, penyedia layanan video-on-demand (VOD) diperkirakan akan berinvestasi hingga USD10,1 miliar (Rp153 triliun) di Asia pada 2022 mendatang. Angka ini mengalami peningkatan 3,7 kali lebih tinggi dari nilai investasi pada 2017 lalu.

Pada laporan berjudul “Asia-On-Demand: The Growth of Video-on-demand Investment in Local Entertainment Industries” ini, juga menunjukkan bahwa konsumen layanan VOD di Asia terus menunjukkan minat yang besar untuk mengonsumsi konten lokal. Hal ini tentunya juga akan mendorong para pelaku industri untuk fokus membuat konten yang lebih relevan secara lokal.

Sekitar USD4 miliar (Rp60 triliun) dari perkiraan investasi ini akan berupa investasi asing langsung (foreign direct investment) dari pelaku industri global. Selain itu, manfaat ekonomi yang akan diterima oleh para pemain VOD ini diperkirakan bisa mencapai lebih dari 3 kali nilai pembelanjaan investasi tersebut.

Mengingat direct spending (pengeluaran langsung) di industri untuk operasional utama seperti, biaya perlengkapan, transportasi, katering, dan lainnya. Hal ini tentunya akan mendorong indirect spending (biaya tambahan) oleh pemasok seperti, pengadaan lensa kamera, ongkos bahan-bakar transportasi, dan lainnya. Selain itu ada ongkos pekerja juga yang akan menyedot langsung investasi ini nanti (induced spending).