Frekuensi 700 MHz tingkatkan ekonomi Indonesia Rp161 triliun

Oleh: Lely Maulida - Sabtu, 29 Sep 2018 16:00 WIB

Laporan GSMA menunjukkan alokasi pita frekuensi 700 MHz untuk mobile broadband akan memberikan manfaat ekonomi senilai USD11 miliar, atau sekitar Rp161 triliun.

(Foto: Bell Canada)

Tak hanya menjadi perantara untuk berkomunikasi, pita frekuensi yang menjadi salah satu infrastruktur internet juga menjadi pendorong ekonomi negara. Bahkan laporan baru GSMA menunjukkan alokasi pita frekuensi 700 MHz untuk mobile broadband akan memberikan manfaat ekonomi senilai USD11 miliar, atau sekitar Rp161 triliun untuk perekonomian Indonesia selama periode 2020–2030.

Adopsi smartphone juga tercatat terus meningkat di berbagai wilayah di Indonesia. Sayangnya hal tersebut belum sepadan dengan infrastruktur yang tersedia, khususnya bagi masyarakat yang tinggal di pedesaan. Namun menurut GSMA, tantangan itu bisa diatasi dengan dirilisnya pita spektrum 700 MHz untuk penggunaan layanan seluler.

GSMA menyatakan adanya potensi untuk meningkatkan pelanggan internet mobile dari 102 juta pada 2017 (39 persen penetrasi) menjadi 185 juta (65 persen penetrasi) pada 2025. "Pita rekuensi 700 MHz menciptakan peluang bagi semua orang Indonesia untuk menikmati konektivitas berkecepatan tinggi di daerah paling terpencil, membantu percepatan partisipasi masyarakat dalam upaya mencapai kemakmuran dan pertumbuhan ekonomi bangsa kita,” kata Rudiantara, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo).

“Dengan langkah-langkah kebijakan yang tepat untuk mendorong investasi dalam pengembangan dan digitalisasi seluler, Indonesia berpotensi melampaui pasar lain dalam hal pertumbuhan ekonomi. Untuk 10 tahun ke depan, perubahan teknologi seluler ini akan memberikan manfaat sosio-ekonomi yang akan berdampak langsung pada kesejahteraan jutaan orang,” kata Julian Gorman, Kepala Asia Pasifik, GSMA. 

Sementara jaringan 3G berhasil memberikan dasar mobile broadband kepada masyarakat, jaringan tersebut tak akan mampu mengakomodir trafik data yang diprediksi meningkat signifikan selama 10 tahun ke depan.